Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini saat memberi keterangan kepada pers. |
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan laju penurunan
produksi minyak pada tahun ini hanya sebesar 0,2% dengan berbagai upaya seperti pengeboran
pengembangan, work over, well service dan optimasi fasilitas yang didukung oleh
perubahan struktur di dalam organisasi.Tanpa melakukan kegiatan apapun,
maka laju penurunan produksi minyak pada
tahun ini diperkirakan akan mencapai
21%.
Sementara produksi gas
diharapkan dapat ditingkatkan hingga 4,2% dengan melakukan upaya pengeboran
pengembangan, work over, well service dan optimasi fasilitas produksi. Jika SKK
migas tidak melakukan kegiatan apapun untuk menahan laju penurunan produksi
maka produksi gas tahun ini akan turun sebesar 20%.
Pada tahun 2012 laju
penurunan produksi minyak bisa ditahan menjadi 4,7% dan pada tahun 2011 bisa
ditahan sebesar 4,5%. Sementara laju penurunan produksi gas pada tahun 2012
sebesar 3,1% dan tahun 2011 sebesar 5%.
“Pada tahun ini kami
menargetkan laju penurunan produksi minyak menjadi hanya 0% dan produksi gas
dapat ditingkatkan hingga 4,2%,” ujar Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dalam
Rapat Kerja SKK Migas tahun 2013 yang bertema “Upaya Pencarian Cadangan Baru
dan Peningkatan Produksi Migas Secara Optimal dan Terintegrasi,” di Jakarta,
Kamis (14/02).
Untuk mewujudkan
upaya-upaya tersebut maka dibentuk antara lain divisi survey dan pengeboran,
divisi pengawasan rencana pengembangan lapangan (Plan of Development) dimana
semua hal tesebut dibentuk untuk penajaman fokus agar bisa menahan laju
penurunan produksi minyak dan gas dan menambah cadangan untuk pencapaian target
jangka panjang.
“Dalam operasi
perminyakan, salah satu hal yang paling utama adalah pengeboran tanpa adanya
pengeboran maka mustahil akan ada penambahan produksi minyak untuk menahan laju
penurunan produksi atau meningkatkan produksi gas karena itu aktivitas
pengeboran akan kita tingkatkan,” ujarnya.
Dia berharap tahun 2013
menjadi tahun kolaborasi bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mendukung
pencapaian target kinerja hulu migas. Harapan tersebut muncul karena terdapat
sejumlah hambatan yang berpotensi mengganggu penambahan cadangan baru dan
pencapaian target produksi minyak dan gas Nasional tahun ini.
Untuk mencapai target
produksi minyak dan gas tahun 2013, harus dilakukan kegiatan Pengeboran sumur
pengembangan, work over dan kepastian proyek dapat direalisasikan tepat waktu.
Namun masih terdapat hambatan antara lain pengadaan rig, perijinan, pembebasan
lahan, evaluasi G&G, menunggu kepastian pembeli yang membuat proyek
terhenti, masalah formasi dan masalah cuaca sebesar.
Sementara dalam
melakukan kegiatan eksplorasi yang akan memberikan dampak realisasi produksi
pada 10 – 15 tahun mendatang terdapat juga hambatan-hambatan antara lain
masalah ijin dan pembebasan lahan, masalah proses pengadaan, jadwal rig,
persiapan lokasi, evaluasi Geologi dan Geofisika dan lain-lain.
Untuk mengatasi kendala
eksternal, Rudi mengharapkan bantuan dari semua pihak terkait. “Kami sangat
butuh bantuan dari semua pihak,” ujarnya.
Dalam rangka memperoleh
dukungan tersebut, SKK Migas berusaha semakin membuka diri terhadap pemangku
kepentingan. Contoh implementasi dari kebijakan tersebut, adalah melibatkan
sejumlah pemangku kepentingan pada saat melakukan rapat kerja tahunan yang
bertujuan untuk menetapkan program kerja tahun 2013. “Kami mengundang
Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), Kepala Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Bea Cukai,
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan Indonesia Petroleum Association
(IPA),” imbuh Rudi. Rapat Kerja ini juga mengundang seluruh pimpinan dan anggota
Komisi VII DPR RI. “Mereka adalah wakil rakyat,” kata Rudi.
Masukan dan jalan keluar
dari seluruh pemangku kepentingan dibutuhkan untuk mencapai target produksi
minyak dan gas nasional. “Jika target produksi minyak dan gas berhasil dicapai
maka hal tersebut merupakan keberhasilan kolaborasi dari seluruh pemangku
kepentingan, bukan keberhasilan SKK Migas saja,” kata Rudi.
Dalam rangka mendukung
pengadaan energi saat ini dan di masa mendatang, SKK Migas memiliki target
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk menambah cadangan serta
meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. Target jangka pendek adalah dengan
melakukan pengeboran sumur pengembangan dan mengawal agar proyek dapat berjalan
tepat waktu, target jangka menengah akan dicapai dengan menerapkan teknologi
Enhanced Oil Recovery (EOR). Sementara target jangka panjang untuk menambah
cadangan harus diperbanyak kegiatan eksplorasi. “Penambahan produksi dan
cadangan hanya dapat dilakukan dengan pengeboran karena itu yang paling penting
dalam kegiatan operasi minyak dan gas bumi adalah pengeboran,” tandasnya. (esdm)
No comments:
Post a Comment