Presiden SBY |
JAKARTA
: Presiden meminta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mengkomunikasikan dan
menyosialisasikan wacana penataan kembali kurikulum pengajaran baru yang telah
direncanakan. Kurikulum baru tersebut bukan hanya bertujuan membangun manusia
Indonesia yang cerdas, tapi juga diharapkan memiliki mental yang tangguh.
"Saya harap komunikasikan
dan sosialisakan, jelaskan mengapa perlu dilakukan penataan," kata
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain pengantarnya saat membuka
sidang paripurna kabinet di Kantor Presiden, Senin (18/2) sore. Sidang membahas
evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 bidang
kesejahteraan rakyat dan polhukam.
Pendidikan dan
pengajaran di Indonesia, lanjut Presiden, bukan hanya untuk mempersiapkan
manusia Indonesia yang cerdas, namun juga manusia yang tangguh mentalnya, sehat
jasmani, toleran dan rukun terhadap saudaranya yang berbeda agama, suku, dan
indentitas lain. "Ini penting dan sangat mendasar agar bangsa yang majemuk
ini bisa hidup rukun, tenteram, dan damai," Presiden menambahkan.
Pada bagian lain
pengantarnya, Presiden juga menyinggung kondisi Indonesia yang rawan bencana.
Presiden meminta Menko Kesra Agung Laksono menyampaikan kepada Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk terus mewaspadai situasi tersebut.
"BNPB telah bekerja
dengan baik. Namun, terus waspada dan lakukan tindakan preventif untuk kurangi
jatuhnya korban," kata SBY merujuk pada sejumlah bencana alam di beberapa
daerah. Presiden juga meminta agar luapan lumpur Lapindo juga harus tetap
diawasi. "Jangan sampai dengan curah hujan tinggi akan menimbulkan
luapan," SBY menegaskan.
Hal ketiga yang
disampaikan SBY di luar agenda sidang kali ini adalah soal konflik sosial dan
kekerasan yang masih terjadi di sejumlah daerah. Memang angkanya menurun, tapi
belum bisa digolongkan sebagai aman. "Ini belum aman, dalam arti harus
terus waspada dan terus cegah agar tidak terjadi. Inpres telah
dituangkan," Presiden menjelaskan. "Saya berpesan agar
program-program untuk daerah yang rawan konflik, baik itu proram di bidang
kesra atau ekonomi, jangan sampai tidak terlaksana karena itu juga bisa
menimbulkan permasalahan baru," SBY menegaskan.
Yang terakhir, soal
harga stabilitas harga sembako. Seperti diketahui, dalam dua bulan terakhir
harga daging sapi mencapai Rp 70-80 ribu per kilogram. Harga bawang putih
mencapai Rp 25 ribu - Rp 30 ribu. "Saya tahu duduk perkaranya, ada masalah
daging sapi impor, produksi dalam negeri, dan sebagainya. Saya minta menteri
terkait dan khususnya Menteri Perdagangan untuk terus mengecek harga ini,"
kata SBY. "Yang jelas kendalikan sesuatu yang tidak wajar karena ini sudah
menjadi sorotan masyarakat." (www.presidenri.go.id)
No comments:
Post a Comment