Menteri ESDM, Jero Wacik |
JAKARTA – Menteri Energi
Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik paparkan kinerja sektor ESDM tahun 2012
didalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI.
Dalam pemaparannya, Menteri mengutarakan bahwa asumsi lifting yang hanya
memasukkan lifting minyak bumi sebagai indicator tanpa memasukkan lifting gas
seperti saat ini adalah paradigma lama yang harus diubah, Senin (18/2/2013).
“ Sampai sekarang,
termasuk di jajaran kabinet masih selalu kalau bicara lifting, kita itu
pikirannya lifting minyak, ini adalah paradigma lama yang harus kita rubah
bersama-sama. Sebab kalau berpikirnya lifting minyak, maka angkanya sekarang
ini maksimum 900 ribu,” ujar Menteri ESDM mengawali paparannya.
“Begitu saya menjadi
Menteri, saya evaluasi dan saya mulai mengintrudusir lifting baru yaitu lifting
gas. Diminyak kita pesimis, digas kita optimis,” lanjut Wacik.
Selanjutnya Wacik
mengatakan, “Saya sudah berhasil menyakinkan kabinet dan sudah disetujui oleh
Presiden untuk memasukkan lifting gas bersama lifting minyak dalam perhitungan asumsi.
Karena itu pemerintah akan mendorong produksi gas secara optimal”.
Di masa, lalu lanjut
Wacik, produski gas sebagai produk ikutan minyak bumi gas itu dibuang begitu
saja sebagai gas flare namun sejalan dengan waktu, gas mulai dimanfaatkan
hingga akhirnya memiliki nilai keekonomian yang hampir menyamai minyak. “ Dulu
gas tidak berguna, dibuang-buang begitu saja tidak ada harganya. Jadi kalau
orang mengebor minyak, terus di dalam minyaknya ada campuran gas, maka
minyaknya diambil gasnya dibuang,” ujar Wacik.
Dengan memasukkan
lifting gas dalam perhitungan lifting, maka lifting minyak sekitar 850 - 900
ribu barel, sedangkan lifting gas adalah sebesar 1,4 juta barel equivalent.
“Tahun depan (2013) lifting gas kita akan menuju ke 1.5 juta barel, jadi kalau
dijumlahkan gas dengan minyak maka kita sudah bicara diatas 2 juta barel oil
equivalent,” tutur Menteri. (esdm)
No comments:
Post a Comment