Gunung Tangkubanperahu |
BANDUNG – Terhitung
sejak tanggal 21 Februari 2013 pukul 22.30 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM meningkatkan status
G.Tangkubanperahu dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II). Peningkatan
status ini berdasarkan hasil pengamatan kegempaan, visual, suhu tanah sekitar
kawah serta analisis data aktifitas gunung tersebut.
Sehubungan dengan
peningkatan status tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi akan meningkatkan pemantauan secara intensif guna melakukan evaluasi
kegiatan G. Tangkubanperahu dan dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) setempat dan status kegiatan G. Tangkubanperahu akan
diturunkan/dinaikkan jika terjadi penurunan/ peningkatan aktivitas vulkanik.
Catatan kegempaan G.
Tangkuban Perahu menunjukkan,
tanggal 1 – 7 Februari 2013,
terekam 10 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 2 (dua) kali Gempa Tektonik Jauh
(TJ). Tamggal 8 – 14 Februari 2013, terekam 10 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB),
1 (satu) kali gempa Hembusan, 1 kali Gempa Tektonik Lokal (TL), 2 kali Gempa
Tektonik Jauh (TJ) dan tanggal 15 – 21 Februari 2013, terekam 12 kali Gempa
Vulkanik Dangkal (VB), 2 (satu) kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 3 (tiga) kali
Gempa Tektonik Jauh (TJ).
Selanjutnya, tanggal 21
Februari, Pukul 02:36 WIB terekam 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB),
kemudian muncul 7 kali gempa Low-Frequency (LF) dengan amplituda maksimum 1 mm
dan lama gempa 4 detik. Pada Pukul 03:36 WIB terekam Tremor Vulkanik dengan
amplituda maksimum rata-rata 1 - 2 mm selama 10 menit. Sejak Pukul 19:13 WIB
sampai saat ini terjadi Tremor Vulkanik yang menerus dengan amplituda yang
semakin meningkat (amplituda maksimum > 30 mm).
Pada 21 Februari 2013
Pukul 03:36 WIB, teramati adanya aktivitas Tremor vulkanik dan disertai
ditemukan abu tipis halus pada Pukul 06 WIB di sekitar bibir K. Ratu G.
Tangkubanparahu. Aktivitas Tremor Vulkanik terjadi lagi saat ini selama 2 jam
dengan amplituda yang cenderung terus meningkat.
Gunungapi Tangkubanparahu
merupakan gunungapi aktif strato yang memiliki 9 kawah. Dua kawah utama di
puncak adalah K. Ratu dan K. Upas berdiameter masing-masing sekitar 1000 m
dengan kedalaman kawah sekitar 400 m. Secara administratif terletak di dua
Kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa
Barat.
Erupsi G.
Tangkubanparahu yang tercatat dalam sejarah adalah berupa letusan-letusan
freatik yang bersumber terutama dari K. Ratu. Kawah Ratu merupakan tempat
aktivitas utama G. Tangkubanparahu yang
selama periode erupsi 1829-1994 setidaknya telah mengalami 3 kali letusan
magmatik (kolom asap maksimal mencapai 2 km) dan 4 kali letusan freatik.
Potensi Bencana
meliputi, Kawasan Rawan Bencana III adalah kawasan yang sangat berpotensi
terlanda awan panas, aliran lava, material lontaran batu pijar, guguran lava,
hujan abu lebat dan atau gas beracun/membahayakan kesehatan. Secara umum yang
disebut kawasan rawan bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda oleh
awan panas, aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat,
hujan lumpur (panas), aliran lahar dan gas beracun/membahayakan kesehatan.
Kawasan Rawan Bencana I
adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar dan tidak menutup kemungkinan
dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Kawasan ini terletak di
sepanjang sungai/ di dekat lembah sungai atau bagian hilir sungai yang berhulu
di daerah puncak.
Sehubungan dengan
peningkatan status ini, PVMBG merekomendasikan, masyarakat di sekitar G.
Tangkubanperahu diharap tenang, tidak terpancing isyu-isyu tentang letusan dan
tidak mendekati kawah yang ada di puncak G. Tangkubanperahu dalam radius 1,5 km
dari kawah aktif.
Masyarakat yang
bertempat tinggal di sekitar G. Tangkubanperahu dalam KRB II untuk selalu
waspada dan tetap memperhatikan perkembangan kegiatan G. Tangkubanperahu yang
dikeluarkan oleh BPBD setempat. (esdm)
No comments:
Post a Comment