Foto Ist. |
MEDAN –
Serikat Pekerja Pertamina UPMS (Unit Pemasaran) I Sumbagut, meminta pemerintah
memutuskan perpanjangan status kontrak Blok Mahakam yang akan berakhir pada
tahun 2017. Jika tidak, pemerintah hanya akan menurunkan wibawa Indonesia.
Blok Mahakam
merupakan salah satu ladang gas terbesar di Kalimantan Timur. Operator Blok
Mahakam saat ini adalah Total E&P dari Prancis, dan kontraknya berakhir
pada tahun 2017 dengan hak partisipasi dimiliki Total dan Inpex Corporation
masing-masing 50 persen. Sementara pemerintah sudah mengumumkan akan
memperpanjang kontrak dengan operator tersebut. Dengan begitu berarti
seterusnya akan dikuasai asing.
Padahal
menurut Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Pertamina UPMS-I, Syarifuddin,
Senin (18/2), pihaknya mampu mengelola blok tersebut seperti yang sudah
dilakukan pada blok lainnya. Yaitu Cepu, Madura dan juga ONWJ. Hal itu dapat
dilihat dari produksi yang berhasil ditingkatkan setelah dikelola oleh
Pertamina. “Bahkan ONWJ sudah naik produksinya sekitar 30 persen. Begitu juga
Blok Madura yang baru kami kelola pada tahun 2011, sudah naik produksinya. Jadi
kami punya kemampuan,” katanya.
Lagi pula,
lanjutnya, pekerja-pekerja yang melakukan eksplorasi pada Blok Mahakam adalah
pekerja Indonesia. Karenanya pemerintah tidak bisa beralasan kemampuan
Pertamina rendah atau tidak akan bisa melakukan penjualan minyak dan gas
(migas) jika blok tersebut dikembalikan kepada negara.
Dengan sikap
pemerintah yang seperti itu, Serikat Pekerja Pertamina UPMS-I menyatakan sikap,
meminta pemerintah segera memutuskan
perpanjangan status kontrak Blok Mahakam melalui PP atau Keputusan Menteri
secara terbuka.
Kemudian
menunjuk dan mendukung penuh Pertamina sebagai operator Blok Mahakam sejak
April 2017, meminta kepada Total dan Inpex untuk memberikan sekitar 20 persen
saham Blok Mahakam kepada Pertamina (sejak dulu hingga sekarang 0 persen) mulai
tahun 2013 – 2017 dengan kompensasi (bagi Total dan Inpex) pemilikan sekitar
29npersen saham Blok Mahakam sejak tahun 2017-2037.
Bendahara
Serikat Pekerja Pertamina UPMS-I, Sutrisno menambahkan, selain UPMS-I, wilayah
kerja yang lain juga akan melakukan tindakan serupa yaitu Jawa Timur, Jawa
Tengah, Makasar hingga Kalimantan, serta wilayah-wilayah lainnya yang siap
melakukan aksi mogok kerja.
“Kita
mengupayakan gerakan kedaulatan yang mudah-mudahan bisa diikuti seluruh rakyat
Indonesia untuk menyelamatkan aset-aset kita, karena kita mampu mengelolanya.
Jangan sampai cadangan yang ada habis, baru dikembalikan untuk dikelola kepada
kita,” ujarnya.
Rata-rata
produksi Blok Mahakam saat ini sekitar 2000 juta kaki kubik perhari atau
sekitar 344.000 barel oil equivalen (boe) perhari. Sedangkan cadangan yang
terkandung di Blok Mahakam sekitar 27 triliyun cubic feet. (fi)
Sumber : Harian Waspada (20/2/2013).
No comments:
Post a Comment