Oleh: Freddy Ilhamsyah PA
Para penggiat industri perminyakan di Indonesia maupun mancanegara baru mulai “bernafas lega” pada awal Juli 2016 dengan merangkak naiknya harga minyak mentah dunia, tapi akhirnya harus menelan “pil pahit” karena kenaikannya hanya bertahan selama hampir tiga pekan, dan merosot lagi menjelang pekan terakhir Juli 2016.
Sejak melorotnya harga minyak mentah dunia jenis Brent yang pada penutupan 20 Juli 2016 tercatat sebesar USD 47,17 per barel telah anjlok 2.10% menjadi USD 46.20 per barel pada penutupan 21 Juli 2016. Hal serupa juga terjadi pada minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) dari USD 44.94 per barel menjadi USD 44.75 per barel, turun 2.23%.
Brent dan WTI terus mengalami penurun hingga pada penutupan 25 Juli 2016 harga minyak mentah Brent berada di angka USD 44.72 per barel dan WTI tercatat USD 43.13 per barel.
Gambaran di atas jelas tidak “menggoyang” Indonesia terkait dengan harga minyak mentah Indonesia, karena dalam Rapat Kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (13/7/2016) telah menetapkan Indonesian Crude Price (ICP) atau Harga Minyak Mentah Indonesia sebesar USD 40 hingga USD 55 per barel. Jadi, fluktiasi harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini masih “aman” bagi Indonesia.
Sebagai contoh walaupun pada bulan Juni 2016 berdasarkan perhitungan Formula ICP mengalami penurunan dari US$ 44,68 per barel menjadi US$ 44,50 per barel atau turun US$ 0,18 per barel dari bulan Mei 2016. Namun harga itu masih berada dalam koridor angka hasil Rapat Kerja Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (13/7/2016)
[caption id="attachment_975" align="alignnone" width="1152"] Kegiatan pemboran sumur migas di WKP Pertamina EP Asset 1 Pangkalansusu Field[/caption]
Apakah bergejolaknya penurunan harga minyak mentah dunia akhir-akhir ini akan mempengaruhi kinerja PT Pertamina EP dalam upaya memburu dan meningkatkan produksi minyak mentah di dalam negeri ?
Jawaban yang telah disepakati oleh insan permigasan PT Pertamina EP sudah pasti, yaitu walaupun kondisi harga minyak mentah dunia sedang fluktuasi dan cenderung rendah, dan beberapa waktu lalu para pejabat energi kita mendesak perusahaan minyak memotong biaya, tetapi PT Pertamina EP tetap berkomitmen tinggi untuk terus mengenjot produksi.
Sementara yang berada di urutan kedua adalah Pertamina EP Asset 2 dengan capaian produksi minyak sebesar 19.662 BOPD, dan Asset 1 berada di urutan ketiga dengan produksi sebesar 16.192 BOPD, Asset 4 berada di urutan keempat dengan produksi sebesar 15.647 BOPD dan Asset 3 berada di urutan kelima dengan tingkat produksi sebesar 13.558 BOPD.
Bravo Pertamina EP khususnya Pertamina EP Asset 5 yang telah mampu menghasilkan produksi minyak rata-rata sebesar 23.491 BOPD (Barrels Oil Per Day/Barel Minyak Per Hari) pada tahun 2015 sehingga menempatkan Asset 5 berada di urutan pertama dari jumlah 5 Asset yang ada di jajaran PT Pertamina EP.
Total produksi minyak mentah PT Pertamina EP (own) pada tahun 2015 tercatat rata-rata sebesar 88.548 BOPD dan kalau dijumlahkan secara keseluruhan, yaitu PT Pertamina EP plus mitranya (TAC dan KSO) jadi sebesar 103.000 BOPD.
Pangkalansusu, 26 Juli 2016
No comments:
Post a Comment