Dirjen EBTKE, Kardaya Warnika |
Guna merealisasikan tersebut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dengan ditekennya nota kesepahaman (MOU) bertajuk pengkajian dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan untuk masyarakat dan nelayan. “BPPT akan membuat desainnya, METI terkait energinya, pemerintah menyiapkan”,kata Kardaya.
Menurut Kardaya, selain memudahkan nelayan dalam melakukan pelayaran dengan menggunakan energi surya ini juga bisa menjamin pasokan bahan bakar nelayan dan juga mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM).”Jika selama ini kuota untuk nelayan 2 juta kiloliter (KL) dengan subsidi Rp4.000-Rp5.000, berapa besar subsidi yang dikeluarkan, belum lagi jika nelayan teriak kekurangan BBM,”papar dia.
Lampu panel surya ini, sambung dia, juga akan diimplementasikan di perkotaan, misalnya kepada para pedagang kaki lima atau pedagang yang menggunakan gerobak keliling di malam hari. “Kita akan mendesain secara sederhana panel-panel kecil yang akan dipakai, pedagang tersebut kalau siang gerobaknya nganggur jadi bisa mengisi, malamnya sudah bisa digunakan,”jelas Kardaya.
Kardaya menjelaskan, sebagai negara maritim, nelayan menjadi tulang punggung ekonomi rakyat di daerah pesisir. Namun, dari segi keadilan mereka masih terpinggirkan. Subsidi BBM lebih dinikmati oleh masyarakat perkotaan, padahal nelayan membutuhkan solar dan minyak tanah untuk melaut.
“Saya berharap masyarakat dan swasta meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Konservasi energi harus dimulai dari sekarang dan bermula dari hal-hal kecil,”pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPPT Marzan Iskandar mengatakan pihaknya siap membantu pemerintah dalam mendesain teknologi panel surya untuk nelayan dan pedagang tersebut.”Kami siap mendesain,”katanya. (esdm)
No comments:
Post a Comment