Terminal P3 & Skidtank Bukit Khayangan Pangkalansusu (Foto THNews/Ymd) |
Estimasi realisasi semester pertama
tahun ini sebesar US$18,81 miliar sudah melebihi setengah dari target APBNP
2012 yang ditetapkan Pemerintah dan DPR disebabkan oleh faktor harga rata-rata
minyak mentah dan keberhasilan melakukan renegosiasi harga gas.
Harga rata-rata minyak mentah
Indonesia (Indonesia Crude Price / ICP) pada semester pertama tahun
ini telah mencapai US$117 per barel, lebih tinggi dari harga rata-rata minyak
mentah yang dipatok dalam APBNP 2012 sebesar US$105 per barel.
Sedangkan itu harga rata-rata
penjualan gas bumi naik menjadi US$10,83 per juta British thermal unit
(Mmbtu) berkat keberhasilan melakukan renegosiasi harga gas, diatas harga
rata-rata penjualan gas bumi yang diperkirakan dalam APBNP 2012 sebesar US$8,23
per Mmbtu.
“Renegosiasi harga penjualan gas
bumi benar-benar memberikan dampak signifikan terhadap penerimaan Negara,” ujar
Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan A. Rinto Pudyantoro di Jakarta hari
ini (25/07).
Sementara hingga akhir tahun
diperkirakan target penerimaan Negara akan dapat terlampaui dengan asumsi
perkiraan harga rata-rata minyak mentah Indonesia dan harga penjualan gas bumi
masih diatas perkiraan dalam APBNP 2012.
“Hingga akhir tahun, kami
perkirakan penerimaan Negara akan mencapai US$34,14 miliar, diatas penerimaan
Negara yang ditetapkan dalam APBNP 2012 sebesar US$33,48,” ujarnya.
Harga rata-rata minyak mentah
Indonesia hingga akhir tahun diperkirakan sebesar US$108 per barel, diatas
harga rata-rata minyak mentah yang dipatok dalam APBNP 2012 sebesar US$105 per
barel.
Kenaikan harga penjualan gas bumi
di sektor hulu juga menopang kenaikan penerimaan Negara hingga akhir tahun
dimana harga rata-rata penjualan gas bumi di sektor hulu hingga akhir tahun
diperkirakan sebesar US$9,62 per Mmbtu, lebih tinggi dari perkiraan harga rata-rata
penjualan gas bumi dalam APBNP 2012 sebesar US$8,23 per Mmbtu.
“Jadi masalah harga bukan sama
sekali tidak bisa kita kontrol, contohnya harga gas mampu kita kontrol sehingga
dapat menambah penerimaan Negara secara signifikan untuk tahun ini,” kata
Rinto.
Terkait dengan cost recovery
pada semester pertama tahun ini, BPMIGAS berhasil mengendalikan cost
recovery sehingga nilai cost recovery pada semester pertama tahun
ini hanya sebesar 24% dari gross revenue sektor hulu minyak dan gas
bumi. Sebelumnya diperkirakan cost recovery pada pertengahan tahun ini
akan mencapai kurang lebih 26%. (bpmigas)
No comments:
Post a Comment