Telukharunews – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah tengah menyiapkan berbagai kebijakan tentang pengendalian BBM bersubsidi dan upaya hemat energi yang akan tertuang dalam Peraturan Presiden/Instruksi Presiden/Peraturan Menteri/Keputusan Menteri.
“Kebijakan
terkait program pengendalian BBM bersubsidi dan listrik telah disiapkan, karena
pengendalian mutlak diperlukan saat ini,” jelas Menteri ESDM pada Konferensi
Pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat sore (4/5/2012).
Menurut
Jero Wacik, kuota BBM bersubsidi 2012 sebesar 40 juta kiloliter akan terlampaui
hingga 47 juta kiloliter jika tidak dilakukan pengendalian. “Hingga akhir
April, konsumsi BBM bersubsidi telah mencapai 14,1 juta kiloliter, jika dibiarkan
kuota BBM bersubsidi akan habis pada September nanti,” ujarnya.
Jero
Wacik memaparkan, kebijakan pengendalian BBM bersubsidi dan upaya hemat energi
yang sedang disegerakan terdiri dari 5 poin utama. Pertama, seluruh kendaraan operasional Pemerintah dan
BUMN harus menggunakan BBM non subsidi.
Dalam
hal ini anggaran Pemerintah tidak akan menggelembung karena jatah untuk
kendaraan operasional ini tetap. “Misalkan jatahnya Rp 100.000,- biasanya dapat
20 liter, sekarang hanya dapat 10 liter, ya harus cukup. Yang dikurangi adalah
jarak perginya, dihemat agar cukup,” terang Jero Wacik.
Kebijakan
yang kedua, lanjut Jero Wacik, usaha perkebunan
dan pertambangan dilarang menggunakan BBM bersubsidi. “Ke depan, diharapkan
perusahaan perkebunan dan pertambangan ini memiliki tangki sendiri untuk solar
non subsidi,” ujarnya.
Kebijakan ketiga adalah
mempercepat program konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG), yang akan dimulai di
Pulau Jawa dengan jumlah konsumen terbesar. “Kita akan do, bukan omdo untuk konversi ke BBG ini,” tegas Jero
Wacik.
Keempat,
melarang PLN membangun pembangkit listrik baru berbasis BBM, dan menggantikan
yang ada dengan non BBM. “Kita harus masif ke arah sana sehingga kuota BBM
bersubsidi dapat dihemat,” kata Jero Wacik.
Yang kelima, lanjut Jero Wacik, akan ada Kepmen
untuk melaksanakan kampanye dan gerakan hemat energi secara masif, dimulai dari
gedung-gedung dan rumah dinas pemerintah. “Mei akan keluar Kepmen-nya, dan Juni
akan mulai efektif pelaksanaannya,” ujarnya.
Sementara
itu, pembatasan BBM bersubsidi berbasis cc maupun tahun kendaraan untuk
sementara ditunda dan sedang dilakukan pematangan melalui simulasi. Menurut
Jero Wacik, sistem pengawasan untuk opsi ini masih memerlukan penyempurnaan
karena dirasa masih banyak celah. (esdm)
No comments:
Post a Comment