JAKARTA – Komisi VII DPR menyetujui asumsi dasar RAPBN tahun 2014 yang
diusulkan Pemerintah. Rancangan tersebut selanjutnya akan dibawa ke Badan
Anggaran DPR yang akan dibahas bersama antara Panitia Anggaran DPR-RI dengan
pemerintah C.q Menteri Keuangan, Meneg PPN/ Kepala Bappenas dan Gubernur Bank
Indonesia dan selanjutnya hasil pembahasan pembicaraan pendahuluan penyusunan
RAPBN menjadi dasar penyusunan RUU APBN beserta Nota Keuangannya yang akan
dibacakan Presiden RI didepan sidang paripurna DPR RI tanggal 16 Agustus
mendatang.
“ ICP yang saya usulkan rangenya antara 100 - 115 US$/barel. Kemudian
lifting minyak antara 860-900 ribu barel/hari (bopd). gas bumi antara 1.230 -
1.250 ribu barel oil equivalent per day (boepd), ini yang kami usulkan,” ujar
Menteri ESDM, Jero Wacik mengawali sambutannya. Rabu (27/6/2013).
Volume BBM Bersubsidi dengan pertimbangan realisasi saat ini, adanya
pertumbuhan kendaraan bermotor, dan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi,
maka pemerintah mengusulkan asumsi volume BBM Bersubsidi pada RAPBN 2014 pada
range antara 51,04-52,41 juta kl. “ Ini juga sudah mempertimbangkan 2014 itu
sebagai tahun pemilu , jadi banyak diantara kita akan berpergian kesana kemari, kampanye
kesana kemari yang akan banyak sekali menghabiskan BBM dan itu sudah masuk
dalam angka 51,04-52,41 juta kl tersebut,” imbuh Wacik.
Rincian untuk volume BBM Bersubsidi yakni, Premium dan bioetanol 33,50
juta kl, kemudian minyak tanah, range antara 1,10-1,20 juta, minyak solar dan
biodiesel, 16,44-17,71 juta kl. Untuk melanjutkan konversi minyak tanah ke LPG,
pemerintah mengusulkan subsidi LPG 3kg pada RAPBN 2014 dalam kisaran 4,78-4,93 juta metrik ton.
Untuk mendukung diversifikasi energy dengan melihat perkembangan harga
keekonomian BBN kami mengusulkan subsidi BBN dalam RAPBN 2013 yang sudah
menjadi APBN untuk biodiesel sebesar RP. 3000/liter dan untuk bioethanol
sebesar RP. 3500/liter, lanjut Menteri.
Pemerintah juga mengusulkan subsidi LGV sebesar Rp. 1500/liter, atau
sama dengan APBN-P 2013 serta Alpha untuk BBM Bersubsidi disamakan dengan
formula APBN-P 2013. “ Formula tersebut sudah dichek dengan hasil kajian dari
ITB, UI, ITS, DAN LEMIGAS dan dianggap masih cocok,” ujar Wacik.
Untuk subsidi listik pemerintah mengusulkan RP. 81,97-91,10 triliun.
Dengan parameter yang dipergunakan pada perhitungan yakni, pertumbuhan
penjualan sebesar 9%, sehingga berdasarkan target penjualan 2013, maka
penjualan pada 2014 dapat mencapai 204,59 twh. susut jaringan sebesar 8,5%,
biaya pokok penyediaan (BPP) listrik sebesar 1.174 – 1.220 RP./kwh, margin
usaha sebesar 7%; dan revenue requirement (bpp+margin) sebesar rp. 257 -267
triliun.
No comments:
Post a Comment