BANGGAI – Jika Proyek Donngi Senoro LNG beroperasi selama 13 tahun,
Pemerintah memperkirakan akan ada potensi tambahan penerimaan negara yang
dihasilkan sekitar USD 7.02 Milyar. Model
Proyek infrastruktur minyak dan gas bumi yang terbesar di Sulawesi ini
diupayakan dapat dibangun dibanyak lokasi di wilayah Indonesia.
“Apabila proyek beroperasi selama 13 tahun maka diperkirakan akan
meningkatkan pendapatan negara sekitar USD 7.02 milyar dengan asumsi harga
minyak mentah JCC USD 70/bbl. Saya kira asumsi ini belum terlalu meleset dengan
perkiraan harga sekarang,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman
Said dalam sambutanya, sesaat sebelum mendampingi Presiden Republik Indonesia
meresmikan Mega Proyek Pertamina Terintegrasi di Kecamatan Luwuk, Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Minggu (2/8).
Potensi tambahan sebesar itu akan didapat dari JOB Senoro sebesar USD
4.96 milyar, Matindok Gas Development Project sebesar USD 1.06 milyar dan
Donggi Senoro LNG dan PT Panca Amara Utama sebesar USD 1.0 milyar, lanjut
Sudirman.
Pengembangan proyek Donggi Senoro merupakan proyek model hilir pertama di
Indonesia. Donggi Senoro sebagai perusahaan hilir bertanggung jawab hanya untuk
pengolahan gas alam menjadi LNG, serta memasarkannya kepada pembeli. Proyek ini
merupakan Proyek kerjasama antara Indonesia, Jepang dan Korea tanpa
keterlibatan major oil and gas companies.
Sumber: Kementerian ESDM
No comments:
Post a Comment