Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Foto KESDM |
SURABAYA – Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan mulai berlaku pada
akhir 2015 mendatang membuat persaingan antar Negara ASEAN termasuk tenaga
kerja semakin ketat. Pembentukan pasar tunggal ASEAN ini, memungkinkan masuknya
satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di
seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Bangsa Indonesia
diharapkan dapat mempersiapkan diri menghadapi kondisi ini sehingga tidak hanya
menjadi pelayan bahkan penonton saja.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat jamuan makan malam di
Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, Minggu (26/4) lalu telah mengingatkan,
agar seluruh elemen bangsa Indonesia untuk siap menghadapi MEA mendatang.
"Ya, harus siap karena sudah tidak bisa mundur lagi. Pokoknya, harus siap.
Namun, yang paling penting, menurut saya, kita akan identifikasi dulu dalam
waktu yang sangat dekat ini," ujar Presiden Jokowi kala itu.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dalam sambutannya di Acara Forum
Komunikasi Keselamatan Migas pagi tadi, Rabu (26/8) menyatakan pentingnya
membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan kompetensi agar tidak hanya menjadi
“penonton” saja. “Kasian para pahlawan itu, mereka sudah berjuang untuk meraih
kemerdekaan, kalau kita hanya jadi penonton di negeri sendiri. Kita harus jadi
tuan dan nyonya di negeri kita sendiri, bukan hanya jadi pembantu, bukan hanya
jadi pelayan, bahkan jadi penonton saja,” ujar Risma.
“Kalau kita tidak hati-hati, kita akan dijajah kembali, karena kedepan
penjajahannya bukan perang, namun ekonomi,” tegas Risma.***
Sumber: Website Kementerian ESDM
No comments:
Post a Comment