Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan
saat jumpa pers di Wisma Bakrie, Jumat (16/5/2014). Foto Kompas.com/
Arimbi Ramadhiani.
|
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar
Tandjung menghormati sikap Luhut Panjaitan yang mengundurkan diri sebagai Wakil
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar karena memilih mendukung pasangan bakal
calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).
Menurut dia, keputusan Luhut yang mengundurkan diri itu sudah tepat.
Dengan demikian, sikap politik Luhut secara pribadi tidak akan terkait dengan
partai secara struktural, meskipun ia tetap tercatat sebagai kader Partai
Golkar.
"Saya pikir ini bisa jadi contoh. Misalnya ada anggota Dewan
Pertimbangan, atau pengurus DPP yang punya sikap sama, saya kira ini solusi
yang baik," kata Akbar di kediamannya, Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2014).
Partai berlambang pohon beringin ini telah resmi mendukung pasangan
bakal capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Oleh karena itu,
Akbar menyarankan pengurus lain yang memiliki sikap berbeda dengan partai untuk
mengundurkan diri dari kepengurusan partai.
"Mereka tidak perlu dipecat. Mereka harus mau melakukan langkah
tidak lagi duduk dalam struktural partai," tegas Akbar.
Setelah Luhut, Indra J Piliang menyusul mengundurkan diri dari Ketua
Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar karena mendukung pasangan
Jokowi-JK.
Dia menjelaskan keputusannya mundur sebagai pengurus itu lantaran
berusaha menghormati Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang sudah
memutuskan arah koalisi partainya ke Prabowo-Hatta.
Meski sudah mundur sebagai pengurus Golkar, Indra memastikan dirinya
tak akan mundur sebagai kader Golkar. Sebab, kata Indra, dia sudah 5 tahun dia
menjadi kader Golkar.
Sebelumnya pendukung Jokowi-JK, Fahmi Idris juga mundur dari jabatannya
sebagai anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar
Tandjung menghormati sikap Luhut Panjaitan yang mengundurkan diri sebagai Wakil
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar karena memilih mendukung pasangan bakal
calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).
Menurut dia, keputusan Luhut yang mengundurkan diri itu sudah tepat.
Dengan demikian, sikap politik Luhut secara pribadi tidak akan terkait dengan
partai secara struktural, meskipun ia tetap tercatat sebagai kader Partai
Golkar.
"Saya pikir ini bisa jadi contoh. Misalnya ada anggota Dewan
Pertimbangan, atau pengurus DPP yang punya sikap sama, saya kira ini solusi
yang baik," kata Akbar di kediamannya, Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2014).
Partai berlambang pohon beringin ini telah resmi mendukung pasangan
bakal capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Oleh karena itu,
Akbar menyarankan pengurus lain yang memiliki sikap berbeda dengan partai untuk
mengundurkan diri dari kepengurusan partai.
"Mereka tidak perlu dipecat. Mereka harus mau melakukan langkah
tidak lagi duduk dalam struktural partai," tegas Akbar.
Setelah Luhut, Indra J Piliang menyusul mengundurkan diri dari Ketua
Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar karena mendukung pasangan
Jokowi-JK.
Dia menjelaskan keputusannya mundur sebagai pengurus itu lantaran
berusaha menghormati Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang sudah
memutuskan arah koalisi partainya ke Prabowo-Hatta.
Meski sudah mundur sebagai pengurus Golkar, Indra memastikan dirinya
tak akan mundur sebagai kader Golkar. Sebab, kata Indra, dia sudah 5 tahun dia
menjadi kader Golkar.
Sebelumnya pendukung Jokowi-JK, Fahmi Idris juga mundur dari jabatannya
sebagai anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar. (KOMPAS.com)
No comments:
Post a Comment