![]() |
Presiden Jokowi saat melakukan pelepasan ekspor di Makassar, Sulsel,
beberapa waktu lalu. Foto Humas Setkab RI
|
JAKARTA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkan paket kebijakan
ekonomi pada Rabu (9/9) ini dalam
upaya stabilitas perekonomian domestik
di tengah tekanan ekonomi global.
Melalui akun twitternya, @jokowi yang diunggahnya beberapa saat lalu,
Presiden Jokowi menuliskan,”Hari ini akan diluncurkan paket kebijakan ekonomi.
Semoga bisa membawa kemajuan.”
Sementara dalam fan page facebooknya, Presiden Jokowi menulis, hari ini ia bersama dengan Menteri
Koordinator Perekonomian akan meluncurkan paket kebijakan ekonomi terobosan
yang komprehensif agar kita semua dapat segera keluar dari tekanan ekonomi ini.
“Tujuan dari kebijakan ini tidak saja berupa stimulus bagi dunia usaha,
tetapi juga dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh rakyat banyak terutama
yang berpenghasilan rendah,” tulis Presiden Jokowi dalam fan page facebook yang
diunggahnya beberapa saat lalu.
Presiden Jokowi menuturkan, saat
ini kita masih berada dalam tekanan ekonomi global. Ia menilai, ini bukan
perkara mudah, dan tidak bisa diatasi dengan cara-cara biasa.
Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak semua kalangan untuk bahu membahu
dalam membangun mesin ekonomi baru Indonesia, yang bisa dinikmati oleh semua.
Empat Sektor
Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan,
paket kebijakan ekonomi, yang akan
diumumkan pada Rabu (9/9) ini mencakup 4 (empat) sektor. Selain demi stabilitas
ekonomi, paket ini juga diharapkan merangsang
pertumbuhan industri pengolahan, kelonggaran insentif bagi dunia usaha,
dan juga menjaga daya beli masyarakat.
Keempat kelompok paket kebijakan tersebut, kata Darmin, akan terkait
kebijakan fiskal dan keuangan, deregulasi peraturan terkait investasi dalam
sektor industri dan perdagangan, insentif untuk percepatan pembangunan
instalasi pengolahan mineral serta penanganan masalah pangan.
Adapun sasaran yang dituju dari empat formula kebijakan ini, menurut
Darmin, adalah stabilitas perekonomian domestik di tengah tekanan ekonomi
global, pertumbuhan industri pengolahan, kelonggaran insentif bagi dunia usaha,
dan juga menjaga daya beli masyarakat.
Darmin mengingatkan, persoalan perekonomian domestik saat ini lebih
karena rentannya gejolak ekonomi dunia. Ia menyebutkan, persoalan itu akan
lebih buruk, jika pemerintah gagal memperbaiki masalah perekonomian domestik,
seperti instabilitas harga pangan.
Maka dari itu, selain menyiapkan kebijakan di sektor keuangan dan
industri, Darmin mengatakan, pemerintah juga akan merilis kebijakan yang
menyentuh langsung daya konsumsi masyarakat untuk komoditas pangan.
Satu dari beberapa kebijakan sektor riil itu adalah pemberian beras
untuk rakyat miskin (raskin) ke-13 dan 14, sebagai upaya mengatasi masalah
kebutuhan pangan bagi penduduk miskin ketika terjadi masa paceklik.
Sedangkan untuk paket kebijakan yang terkait fiskal dan keuangan,
sebelumnya Darmin mengatakan akan mengeluarkan enam atau tujuh poin kebijakan
yang di antaranya memuat aturan mengenai kepemilikan asing di sektor properti
hingga pengaturan rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio).
“Untuk fiskal, ada aturan agar pemanfaatan dana untuk pembangunan desa
dapat lebih fokus penggunaannya, terutama pada dua atau tiga kegiatan yang
paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat pedesaan, seperti irigasi,
jembatan atau jalan,” ujarnya.
Sementara, inti dari penerbitan kebijakan deregulasi peraturan adalah
untuk mengkaji peraturan yang selama ini masih menghambat investasi dalam
bidang industri dan perdagangan, termasuk sektor energi.
“Ada yang diubah sebagian, ada yang total, itu menyangkut kalau tidak
salah 160 peraturan. Ada juga yang disederhanakan dalam peraturannya,” kata
Darmin. ***
Sumber: Setkab RI
No comments:
Post a Comment