BALI – Potensi sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki
Indonesia sangat beragam dan berlimpah,
namun dalam pengembangannya masih belum mengembirakan sehingga ketergantungan
terhadap energi berbasis fosil masih sangat tinggi. Salah satu kendala dalam
mengembangkan EBT antara lain ketiadaan dana dan belum menariknya iklim
investasi.
Untuk menghilangkan kendala pengembangan EBT, pemerintah selain akan
memudahkan perijinan dan menerapkan feed
in tariff juga menawarkan pengembangan EBT dengan menawarkannya kepada
negara-negara sahabat, dengan sistem ”nikmati migas kami namun kembangkan
energi baru terbarukan kami”. Salah satu negara yang ditawarkan sistem tersebut
adalah Jepang yang merupakan salah satu negara tujuan ekspor gas terbesar dari
Indonesia.
”Kita harus cari jalan keluar agar tidak kelabakan karena kekurangan
energi, agar you tetap dapat gas saya, dan agar sisanya bisa lebih lama dan
lebih banyak, maka ajaklah perusahaan-perusahaan Jepang, investasi di Indonesia
dibidang energi baru terbarukan. Kalau dia invest di sini kemudian panas bumi
kita yang 30.000 Mw keluar semua, terus tenaga air kita jadi listrik semua,
kita banyak punya listrik, maka gasnya boleh dinikmatinya. Jadi jangan cuma
minta-minta gasnya dan dia tidak mau invest di sini,” ujar Menteri ESDM, Jero
Wacik usai menerima State Minister of Economy, Trade and Industry, Jepang, Mr.
Kazuyoshi Akada di sela-sela pertemuan ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM)
di Nusa Dua Bali. Kamis, (26/09/2013).
”Saya bilang kepada Menterinya kok, you kan Menteri Jepang, saya
Menteri Indonesia, semua Menterikan harus mikirin negaranya nomor satu, saya
katakan kepadanya, kalau saya kepepet, maka ekspor gas saya ke negara anda dan
ekspor batubara ke negara anda akan saya hentikan, kalau negeri saya
membutuhkannya, daripada kita yang kelabakan, biar dia yang kelabakan, gitukan,
itu cara berpikir saya,” lanjut Wacik.
Jepang adalah importir terbesar LNG di dunia, importir terbesar kedua
batubara dan importir terbesar ketiga minyak. Jepang bergantung pada impor
minyak untuk memenuhi sekitar 42 persen dari kebutuhan energinya pada tahun
2010. Jepang merupakan negara yang sangat konsen mengenai ketersediaan energi
dalam negerinya, ditengah tingginya kebutuhan energinya yang sangat tinggi dan
terbatasnya cadangan yang ada pemerintah Jepang menyambut baik tawaran Pemerintah
Indonesia. " Pihak Jepang senang semua, dan mereka berjanji akan membawa
mengumpulkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk beramai-ramai berinvestasi di
Indonesia" ujar Wacik.
Sebelumnya pada Pertemuan the 4th Indonesia-Japan Energy Policy
Dialogue (IJEPD ke-4) pada tanggal 28 Maret 2013 lalu di Tokyo, Jepang,
Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat untuk meningkatkan kerja sama di sub
energi baru terbarukan, terutama geothermal. Saat ini Jepang menempati posisi
ke-3 di dunia sebagai penghasil sumber geothermal, setelah Amerika Serikat dan
Indonesia.
Sumber: esdm
No comments:
Post a Comment