Dirjen Migas Kementerian ESDM,Edi Hermantoro-ANTARA/Yudhi Mahatma/bo
|
JAKARTA- Produksi gas Indonesia terus menunjukkan peningkatkan. Pada
tahun 2013, produksi gas ditargetkan mencapai 1.240.000 barel setara minyak per
hari. Lebih besar ketimbang produksi minyak. Bersamaan dengan meningkatnya
kebutuhan gas, Indonesia mengembangkan gas konvensional dan non konvensional
seperti CBM dan shale gas.
Demikian dikemukakan Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro
dalam Pertemuan Bilateral Indonesia-Yaman di Hotel MidPlaza, Senin (9/9). Hadir
dalam pertemuan ini, Duta Besar Indonesia untuk Yaman, Wajid Fauzi, Duta Besar
Yaman untuk Indonesia, Ali Alsoswa dan Wakil Wamen Kementerian Minyak dan
Mineral Republik Yaman Yousef Ahmed Musaeed.
Edy memaparkan, produksi gas telah menjadi salah satu andalan
pendapatan negara. Hal ini ditandai dengan masuknya pendapatan dari gas dalam
APBN pada tahun ini. Sebelumnya, hanya minyak saja yang masuk dalam perhitungan
anggaran negara.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjut Edy, selain
diekspor untuk pendapatan negara, produksi gas digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
“Untuk mendistribusikan gas untuk dalam negeri tersebut, kami
terkendala infrastruktur. Apalagi beberapa ladang gas terletak di lepas pantai.
Mengatasi hal tersebut, dibangun sejumlah proyek infrastruktur seperti pipa dan
FSRU agar gas dapat didistribusikan,” ujar Edy.
Dalam pertemuan tersebut, Dirjen Migas juga menawarkan agar Yaman mau
berinvestasi di Indonesia.
Pertemuan bilateral Indonesia-Yaman ini merupakan kali kedua.
Sebelumnya, pada Februari 2013, Delegasi
Kementerian Minyak dan Mineral Republik Yaman yang dipimpin Dirjen Migas Nada
Mahmud Aman, datang berkunjung ke Kantor Ditjen Migas.
Delegasi Yaman terutama ingin mengetahui mengenai pengembangan migas di
Indonesia. Seperti struktur organisasi, sistem kontrak kerja sama dan jual beli
gas bumi.
Sumber: Ditjen Migas
No comments:
Post a Comment