JAKARTA - PT Pertamina (Persero) bersama Tentara Nasional Indonesia
memperkuat komitmen pemanfaatan bahan bakar gas dengan digunakannya 'Pertamina
Envogas' sebagai bahan bakar kendaraan operasional di lingkungan TNI
.
Komitmen tersebut ditandai oleh penggunaan 'Pertamina Envogas' sebagai brand bahan bakar gas Pertamina pada
kendaraan operasional TNI secara simbolis di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta
Timur.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan,
penggunaan 'Pertamina Envogas' untuk kendaraan di lingkungan TNI merupakan
langkah yang penting dalam rangka mengalihkan bahan bakar transportasi, dimana
estimasi total konsumsi bahan bakar gas yang dibutuhkan di sektor ini cukup
siginifikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan Pertamina dan TNI dalam
upaya membantu pemerintah mewujudkan hasil konvensi PBB terkait perubahan
iklim, dengan salah satu komitmennya berupa program penggunaan energi ramah
lingkungan atau Program Langit Biru.
"Program Langit Biru yang pernah digerakkan sebelumnya merupakan
program yang berkesinambungan dengan program diversifikasi BBM ke BBG yang
dicanangkan pemerintah melalui Peraturan Presiden No.64 tahun 2012 tentang
Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga BBG CNG (compressed natural gas) untuk transportasi. Pertamina sebagai BUMN
energi nasional, mendapat tugas sebagai pelaksana penyediaan infrastruktur dan
pendistribusian bahan bakar CNG tersebut. Pemanfaatan 'Pertamina Envogas' untuk
kendaraan operasional TNI juga merupakan dukungan terhadap langkah Pemerintah
dalam mengurangi konsumsi BBM dan mengalihkannya ke bahan bakar gas," ujar
Hanung dalam sambutannya.
Dengan diluncurkannya program penggunaan BBG di lingkungan TNI,
diharapkan kedepannya kebutuhan bahan bakar transportasi bagi armada TNI dapat
terpenuhi secara berkelanjutan. Langkah TNI, tuturnya, diharapkan dapat
memotivasi institusi dan lembaga-lembaga lainnya untuk beralih konsumsi BBM
transportasinya kepada bahan bakar gas.
Untuk mensukseskan program diversifikasi BBM ke BBG, ketersediaan
infrastruktur adalah salah satu key success
factor. Saat ini, penyebaran SPBG telah ada di Jabodetabek, Palembang,
Surabaya.
Tahun ini, Pertamina akan membangun 6 (enam) unit SPBG baru di wilayah
Jabodetabek dengan alokasi gas khusus transportasi sebesar 35.5 juta standar
metrik kaki kubik per hari (MMSCFD). Dalam pelaksanaannya, Pertamina
bekerjasama dengan berbagai stakeholders penting, seperti Pemprov DKI Jakarta
sebagai pusat konsumsi BBM nasional, Kementerian ESDM dan Kementerian
Perindustrian dalam pengadaan dan pendistribusian converter kit.
Sementara itu Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan, pengalihan
penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) merupakan langkah
yang harus diapresiasi.
"Saat ini mengalihkan bahan bakar minyak ke gas merupakan langkah
yang harus kita apresiasi. Langkah ini mengurangi impor minyak, kami akan
dukung," kata Agus di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Dia mengatakan, saat ini Mabes TNI Cilangkap sudah memiliki 500
konverter kit. Sementara untuk pemberian konverter kit untuk kendaraan lainnya
akan menyusul. "Kendaraan lain akan menyusul diberi konverter kitnya,
Surabaya jadi target selanjutnya," tambah dia.
Dia menambahkan, langkah yang dilakukan pertamina untuk konversi BBM ke
BBG harus didukung sehingga bisa dilaksanakan secara nasional. Lebih lanjut dia
mengungkapkan, sebelum ada SPBG permanen harus ada solusi, misalnya menyediaan SPBG mobil, sehingga BBG dapat tersalurkan
secara maksimal.
Sumber: Pertamina.com/okezone.com
No comments:
Post a Comment