GRESIK, Pemerintah terus berupaya untuk mengalihkan seluruh pembangkit
yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan batubara maupun gas.
Dengan mengalihkan bahan bakar pembangkit dari BBM ke gas akan memberi banyak
keuntungan, selain lebih hemat dari sisi biaya, penggunaan bahan bakar gas juga
lebih bersih dan ramah bagi lingkungan.
"Menggunakan bahan bakar minyak menghasilkan polusi bagi
lingkungan, sedangkan menggunakan gas meski sama sama berbasil fosil namun
lebih bersih dan ramah lingkungan dan sedikit menghasilkan polusi," ujar
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, saat mengunjungi PJB
Gresik, Kamis (31/3).
Mengenai biaya produksi, CEO Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), Iwan Agung
Firstanta menjelaskan, jika menggunakan BBM sekitar Rp 2.200 per kw, sedangkan
jika menggunakaan gas sekitar Rp 1.300 per kw atau bahkan bisa lebih rendah
lagi yaitu sekitar Rp 1.200 per kw dan pengalihan pembangkit dari BBM ke gas
telah menghasilkan penghematan bagi PLN tahun lalu sebesar Rp 15 triliun.
Mahalnya biaya produksi tenaga listrik yang menggunakan BBM tersebut
membuat Pemerintah dan PLN untuk menguranginya. “Pemerintah dan PLN sudah komit
untuk mengurangi pembangkit-pembangkit yang menggunakan BBM, tahun 2011
prosentase pembangkit yang menggunakan BBM itu 22% dan tahun 2014 pembangkit
yang menggunakan BBM menyusut menjadi hanya 12%,” ujar Direktur Jenderal
Ketenagalistrikan, Jarman.
“Tahun 2016 ini, diharapkan kita akan turunkan lagi menjadi sekitar di
bawah 7% artinya konsumsi BBM-nya di bawah 6 juta kiloliter untuk seluruh
Indonesia,” lanjut Jarman.
Meningkatkan pembangkit-pembangkit berbahan bakar non BBM seperti
Pembangkit Listrik Batubara (PLTU), Pembangkit Lisrik Tenaga Gas (PLTGU)
merupakan cara pemerintah untuk mengurangi pembangkit berbahan bakar minyak. ***
Editor Freddy Ilhamsyah PA
Sumber: Ditjen Migas
No comments:
Post a Comment