Foto Ditjen Migas |
JAKARTA, Besaran subsidi BBM yang meningkat setiap tahunnya, semakin
memberatkan anggaran negara. Dalam 5 tahun terakhir, sebanyak Rp 1.300 triliun
tersedot untuk subsidi BBM. Padahal dalam kurun waktu yang sama, anggaran untuk
kesejahteraan masyarakat hanya Rp 600 triliun.
“Anda bisa bayangkan, lima tahun terakhir kita keluarkan Rp 1.300
triliun untuk subsidi (BBM). Sementara spending untuk kesejahteraan hanya Rp
600 triliun. Kalau digabung dengan (anggaran)
infrastruktur sekalipun, itu hanya Rp 1.200 triliun. Jadi subsidi yang
dibakar secara tidak produktif itu melebihi yang seharusnya bisa untuk
membangun jembatan, irigasi, kesehatan,” kata Sudirman di kantor SKK Migas,
Jumat (31/10).
Untuk itu, lanjutnya, Pemerintah membuat kebijakan menggeser subsidi
yang tadinya subsidi konsumsi menjadi subsidi produktif. Ini bertujuan agar
multiplayer ekonomi bisa dibangun. “Kalau hanya diletakkan di produk dan
dibakar di jalan, rasanya banyak orang yang lebih berhak. Itu yang akan
dilakukan,” tambah Sudirman.
Sementara itu mengenai ketersediaan pasokan BBM terkait rencana
kebijakan itu, PT Pertamina telah melaporkan berbagai persiapan yang telah
dilakukan kepada Menteri ESDM. Antara lain, melakukan pengecekan stok di
titil-titik distribusi. Andaikan terjadi rush, Pemerintah berkeyakinan sifatnya
hanya sementara.
Sumber : Ditjen Migas
No comments:
Post a Comment