Presiden SBY menandatangani peresmian Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu,
Bojonegoro, secara simbolis di Bandara Juanda, Surabaya, Jatim, Selasa (7/10)
sore. (foto: abror/presidenri.go.id)
|
SURABAYA, Jawa Timur - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan
Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur.
Peresmian dilakukan secara simbolis di Bandara Internasional Juanda, Surabaya,
Selasa (7/10) sore. Blok Cepu ini menjadi prioritas pemerintahan Presiden SBY
sejak sepuluh tahun lalu.
Dengan peresmian Lapangan Banyu Urip ini yang merupakan ladang minyak
dan gas bumi ini, kapasitas produksi meningkat 10.000 barel/hari dari semula
sebesar 30.000 barel/hari. Diharapkan secara bertahap kapasitas produksi ini
akan meningkat dan mencapai puncaknya pada angka 165.000 barel per hari pada
2015 mendatang.
Dalam sambutannya, Presiden SBY mengatakan bahwa pemerintah wajib
meningkatkan kapasitas produksi sumber energi, baik minyak dan gas, batu bara,
dan kemudian listrik. "Tentu kita ingin kekuatan energi yang lebih besar,
tetapi kita juga mesti memperhatikan faktor lingkungan. Oleh karena itu, energi
harus diletakkan sebagai pertumbuhan ekonomi sekaligus capaian tujuan
pembangunan ekonomi berkelanjutan," SBY menjelaskan.
Blok Cepu, lanjut SBY, memiliki sejarah panjang. Ketika memimpin
Indonesia 10 tahun lalu, SBY menempatkan penyelesaian Blok Cepu ini sebagai
prioritas.
"Saya ingat kita lakukan negosiasi di Indonesia dan Amerika
Serikat. Bahkan ketika terjadi silang pendapat antara Jawa Tengah dan Jawa Timur,
saya turun tangan dengan kapasitas saya sebagai presiden untuk mengakurkan.
Alhmdulillah tercapai kesepakatan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah,"
Kepala Negara menjelaskan.
Peresmian hari ini, dinilai SBY penting untuk meningkatkan produksi
minyak Indonesia "Dengan koordinasi semua pihak, semua yang menjadi target
kita bisa segera tercapai," imbuhnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Chairul Tanjung melaporkan bahwa
peningkatan produksi dari Lapangan Banyu Urip ini merupakan bagian dari upaya
mendukung pencapaian target produksi migas nasional. "Semua pihak harus
mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana," ujarnya.
Investasi di Proyek Banyu Urip mencapai lebih dari 2,5 miliar dolar AS.
Rinciannya, untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar 2,2 miliar dolar AS
dan pengeboran sumur sebanyak 377 juta dolar AS. Pembangunan fasilitas dibagi
ke dalam lima kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction), yakni,
fasilitas produksi utama, pipa darat 72 km, pipa laut, dan menara tambat, serta
fasilitas infrastruktur.
Berkaitan dengan peresmian ini, Chairul Tanjung akan melakukan
kunjungan ke lokasi Proyek Banyu Urip, sekaligus meresmikan 11 proyek-proyek
lain di sektor energi.
Peresmian fasilitas produksi Lapangan Banyu Urip ini ditandai dengan
penandatanganan prasasti oleh Presiden SBY. Turut hadir pada kesempatan ini
Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendikbud M. Nuh, Seskab Dipo Alam, Gubernur Jawa
Timur Soekarwo, Plt. Kepala SKK Migas J. Widjonarko, dan Ketua Badan Kerja Sama
PI Blok Cepu Hadi Ismoyo.
Sumber: presidenri.go.id
No comments:
Post a Comment