Ilustrasi (foto Bontang.net) |
Kuala Lumpur (Telukharunews) – Kebutuhan gas bumi untuk pabrik
pupuk, listrik, dan industri domestik terus meningkat satu dasawarsa terakhir.
Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) menegaskan
pemerintah akan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan domestik tersebut. Di sisi
lain, ekspor gas tetap dipertahankan sebagai komoditas strategis, sekaligus
penyumbang devisa negara.
Hal ini diungkapkan Kepala BPMIGAS, R. Priyono saat menjadi
pembicara dalam Konferensi Gas Internasional ke 25 di Kuala Lumpur, Malaysia,
Rabu (6/6).
Dia menjelaskan, untuk memenuhi dua hal itu dibutuhkan pasokan gas
yang berkesinambungan. Salah satu langkah yang dilakukan dengan menaikkan harga
jual gas. Sejak awal tahun, BPMIGAS telah berhasil memperbaiki belasan kontrak
gas. Hasilnya, saat ini, rata-rata harga gas domestik sekitar US$ 5 per juta
British thermal unit (mmBtu).
Harga baru yang lebih baik, kata dia, diharapkan dapat memberikan
rangsangan untuk melakukan pengembangan lapangan yang cadangan maupun prospek
yang sudah ditemukan. Lapangan yang sebelumnya dinilai tidak ekonomis, menjadi
potensial untuk dikembangkan. “Pasokan gas yang berkesinambungan akan lebih
terjamin,” kata Priyono.
Selain itu meningkatnya permintaan domestik terbentur dengan
kendala infrastruktur. Daerah produsen gas mayoritas terletak di Kalimantan dan
Papua, sedangkan pusat permintaan berada di Jawa.
Dia mengungkapkan, satu terminal penerima gas alam cair (LNG)
telah beroperasi di Teluk Jakarta. Namun, fasilitas ini belum sepenuhnya
terintegrasi dengan sistem pipa gas utama, sehingga pemanfaatannya belum
maksimal. “Infrastruktur gas yang terintergasi menjadi keniscayaan,” katanya.
Terkait ekspor LNG, Priyono mengatakan, Indonesia akan tetap
mempertahankan pembeli tradisional seperti Jepang, Korea, dan Taiwan. Selain
itu, kepada negara ASEAN yang tengah mengembangkan terminal penerima LNG. “Kami
secara pro aktif akan meningkatkan pasar gas di ASEAN,” katanya sembari
menambahkan prioritas akan diberikan kepada negara yang berkomitmen merelokasi
industrinya ke Indonesia. (bpmigas)
No comments:
Post a Comment