Kapal Floating Production Unit (FPU) Jangkrik. Foto: SKKMigas |
JAKARTA, Telukharunews - Kapal Floating Production Unit (FPU) Jangkrik
telah bertolak dari Saipem Karimun Yard, Tanjung Balai, Kepulauan Riau, menuju
Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau, Selat Makassar, Sabtu pagi (25/3).
Kapal FPU Jangkrik dirancang untuk pengolahan gas dengan kapasitas
hingga 450 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Sebanyak 10 sumur
produksi gas bawah laut yang telah diselesaikan dan siap untuk diproduksikan,
akan dihubungkan dengan FPU yang kemudian akan mengolah dan menyalurkan gas
menggunakan pipa bawah laut sepanjang 79 km dan
selanjutnya ke darat yaitu ke dalam jaringan produsen gas Kalimantan
Timur dan pada akhirnya kepada pemakai dalam negeri di Kalimantan Timur dan
kilang LNG Bontang.
FPU Jangkrik juga berfungsi sebagai penyulingan dan menstabilkan
kondensat serta menyalurkannya ke darat melalui jaringan distribusi setempat
dan berakhir di kilang kondensat Senipah.
Lebih dari 50% produksi Lapangan Jangkrik akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan domestik, sehingga memberikan kontribusi signifikan terhadap
kebutuhan energi nasional dan pembangunan ekonomi.
Blok Muara Bakau dioperatori oleh ENI Muara Bakau B.V sejak 2002 dengan
kepemilikan saham sebanyak 55% dan mitranya Engie E&P sebesar 33,3% serta
PT Saka Energi Muara Bakau sebesar 11,7%.
Penemuan gas pertama didapatkan pada tahun 2009 pada garis sumur
Jangkrik-1. Di blok yang sama, pada sekitar 20 km di sebelah Timur Laut
Lapangan Jangkrik, ditemukan lapangan Jangkrik North East pada tahun 2011.
Rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) lapangan Jangkrik disetujui
tahun 2011, sedangkan Jangkrik North East tahun 2013. Persetujuan PoD Jangkrik
North East mencantumkan integrasi dengan pengembangan lapangan Jangkrik dalam satu
proyek tunggal yang dinamakan "Proyek Komplek Jangkrik". ***
Editor: Freddy Ilhamsyah PA
Sumber: SKKMigas
No comments:
Post a Comment