Wednesday, 17 September 2014

Presiden SBY Resmikan Dua Proyek Migas Senilai Rp13,6 Triliun


Presiden SBY meresmikan 12 proyek MP3EI di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kaltim, Senin (15/9) siang. (foto: laily/presidenri.go.id)


JAKARTA – Dua proyek minyak dan gas bumi (migas) akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (15/9). Peresmian dilakukan bersamaan dengan beberapa proyek yang masuk ke dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I).

Dua proyek tersebut adalah proyek pengembangan Lapangan Gas Ruby, Blok Sebuku yang dikelola oleh Mubadala Petroleum dan Sisi Nubi 2B, Blok Mahakam dengan operator Total E&P Indonesie. “Total investasi keduanya mencapai Rp 13,6 triliun,” kata Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), J. Widjonarko di Jakarta, Minggu (14/9).

Proyek Ruby menelan biaya Rp 5,5 triliun, sementara proyek Sisi Nubi 2B membutuhkan dana sebesar Rp 8,1 triliun. Besarnya investasi migas menunjukkan karakter industri hulu migas yang sarat dengan modal dan teknologi tinggi. “Proyek-proyek ini menunjukkan kerja keras pelaku industri migas yang terus komitmen mencari cadangan-cadangan migas baru di Indonesia,” kata dia.

Lapangan Ruby berproduksi sebesar 85 billion british thermal unit per hari (bBtud). Seluruh produksi dipasok ke pembeli domestik, yakni Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk mendukung program ketahanan pangan di Indonesia. ”Hal ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk memprioritaskan kenutuhan domestik dan memberdayakan industri pupuk nasional,” katanya.

Jangka waktu kontrak jual beli gas bumi antara PKT dengan Mubadala Petroleum berlaku hingga 31 Desember 2021. Sekitar 250 miliar kaki kubik (bcf) gas akan diproduksi untuk pasar domestik selama umur produksi lapangan tersebut. Harga gas disepakati sebesar US$ 5,75 per mile mile british thermal unit (MMBTU) ditambah faktor tertentu sesuai harga amoniak dan urea.

Presiden Mubadala Petroleum untuk Indonesia, Chris Jones, mengatakan sangat penting bagi Mubadala untuk menyelesaikan pengembangan lapangan Ruby secara efisien, tepat waktu, dalam batas anggaran, dan yang terpenting secara aman. “Lapangan Ruby beroperasi dengan lancar hingga hari ini. Dengan menyelaraskan proyek tersebut sejak awal dengan prioritas Pemerintah Indonesia, menunjukkan Mubadala mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata dia.

Sedangkan proyek pengembangan Sisi Nubi 2B yang terletak di lepas pantai Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.meliputi memasang dua wellhead platform baru, termasuk jaringan pipa interkoneksi yang akan terhubung di dua platform yang sudah ada di masing-masing lapangan. Sesuai rencana pengembangan (POD) yang telah disetujui, proyek Sisi-Nubi fase 2 ( fase 2A – 2B) menambah 35 sumur dan menelan biaya US$ 1,033 miliar. “Sebesar US$ 739 juta dilaksanakan untuk fase 2B,” kata Deputi Pengendalian Operasi, SKK Migas, Muliawan.

Pekerjaan ini melibatkan 1.200 orang dan 42 kapal berbagi jenis. Seluruh rancang bangun dan pabrikasi proyek ini dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan. “Meski proyek ini melibatkan banyak orang dan peralatan, kami tetap fokus pada keselamatan kerja selama operasi offshore berlangsung,” kata President & GM Total E&P Indonesie, Hardy Pramono.

Pelibatan perusahaan-perusahaan dan produk nasional maupun tenaga ahli Indonesia dalam proyek ini merupakan bentuk komitmen meningkatkan kapasitas Indonesia di industri migas. “Kami harapkan produksi migas tersebut dapat menambah dukungan bagi pembangunan nasional,” kata dia. Saat ini, Total E&P Indonesie rata-rata membelanjakan US$ 2,5 miliar di Blok Mahakam, sebagai wujud komitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia.

Komitmen Perbaikan

Pencapaian proyek migas ini dan beberapa perbaikan yang telah dilakukan SKK Migas dan industri hulu migas menunjukkan komitmen sektor strategis ini untuk memenuhi harapan publik.

Sebut saja integrasi proses bisnis internal di SKK Migas dalam pengelolaan pengadaan dan manajemen aset, keuangan, serta sumber daya manusia dengan mengimplementasikan enterprise resource planning (ERP). “Integrasi sistem ini membuat kinerja institusi menjadi lebih cepat, tepat, efektif, dan efisien,” kata Pengawas Internal, SKK Migas, Budi Ibrahim.

Dia berharap, nantinya, dalam pengembangannya ERP ini akan diintegrasikan dengan data-data lapangan di kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS), antara lain data produksi, perencanaan, manajemen aset, komersial, alokasi produksi, kegiatan pemeliharaan, laporan dan analisa lapangan yang pernah dilaksanakan. Integrasi data-data ini diharapkan dapat semakin memudahkan pengambil keputusan serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan kegiatan usaha hulu migas.

Tidak hanya itu, untuk menegakkan tata kelola yang baik, SKK Migas melakukan assesmen risiko (fraud risk assesment) di seluruh fungsi untuk memitigasi, menutup, dan mencegah risiko korupsi. Selain assesmen, digalakkan whistle blowing system (WBS). WBS menjadi sarana pengaduan dan pelaporan yang disediakan bagi siapa saja yang memiliki informasi perbuatan berindikasi pelanggaran yang dilakukan pimpinan dan pekerja SKK Migas. “Bagi kontraktor KKS, vendor, pihak terkait, dan masyarakat yang mengetahui adanya pelanggaran oleh pekerja SKK Migas dapat melaporkan melalui aplikasi ini,” kata Budi.

Sumber : SKK Migas

No comments:

Post a Comment