Presiden SBY meresmikan 12 proyek MP3EI di Bandara Sultan Aji Muhammad
Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kaltim, Senin (15/9) siang. (foto:
laily/presidenri.go.id)
|
JAKARTA
– Dua proyek minyak dan gas bumi (migas) akan diresmikan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (15/9). Peresmian
dilakukan bersamaan dengan beberapa proyek yang masuk ke dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I).
Dua
proyek tersebut adalah proyek pengembangan Lapangan Gas Ruby, Blok Sebuku yang
dikelola oleh Mubadala Petroleum dan Sisi Nubi 2B, Blok Mahakam dengan operator
Total E&P Indonesie. “Total investasi keduanya mencapai Rp 13,6 triliun,”
kata Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), J. Widjonarko di Jakarta, Minggu (14/9).
Proyek
Ruby menelan biaya Rp 5,5 triliun, sementara proyek Sisi Nubi 2B membutuhkan
dana sebesar Rp 8,1 triliun. Besarnya investasi migas menunjukkan karakter
industri hulu migas yang sarat dengan modal dan teknologi tinggi.
“Proyek-proyek ini menunjukkan kerja keras pelaku industri migas yang terus
komitmen mencari cadangan-cadangan migas baru di Indonesia,” kata dia.
Lapangan
Ruby berproduksi sebesar 85 billion british thermal unit per hari (bBtud).
Seluruh produksi dipasok ke pembeli domestik, yakni Pupuk Kalimantan Timur
(PKT) untuk mendukung program ketahanan pangan di Indonesia. ”Hal ini
menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk memprioritaskan kenutuhan domestik
dan memberdayakan industri pupuk nasional,” katanya.
Jangka
waktu kontrak jual beli gas bumi antara PKT dengan Mubadala Petroleum berlaku
hingga 31 Desember 2021. Sekitar 250 miliar kaki kubik (bcf) gas akan
diproduksi untuk pasar domestik selama umur produksi lapangan tersebut. Harga
gas disepakati sebesar US$ 5,75 per mile mile british thermal unit (MMBTU) ditambah
faktor tertentu sesuai harga amoniak dan urea.
Presiden
Mubadala Petroleum untuk Indonesia, Chris Jones, mengatakan sangat penting bagi
Mubadala untuk menyelesaikan pengembangan lapangan Ruby secara efisien, tepat
waktu, dalam batas anggaran, dan yang terpenting secara aman. “Lapangan Ruby
beroperasi dengan lancar hingga hari ini. Dengan menyelaraskan proyek tersebut
sejak awal dengan prioritas Pemerintah Indonesia, menunjukkan Mubadala
mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata dia.
Sedangkan
proyek pengembangan Sisi Nubi 2B yang terletak di lepas pantai Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur.meliputi memasang dua wellhead platform baru,
termasuk jaringan pipa interkoneksi yang akan terhubung di dua platform yang
sudah ada di masing-masing lapangan. Sesuai rencana pengembangan (POD) yang
telah disetujui, proyek Sisi-Nubi fase 2 ( fase 2A – 2B) menambah 35 sumur dan
menelan biaya US$ 1,033 miliar. “Sebesar US$ 739 juta dilaksanakan untuk fase
2B,” kata Deputi Pengendalian Operasi, SKK Migas, Muliawan.
Pekerjaan
ini melibatkan 1.200 orang dan 42 kapal berbagi jenis. Seluruh rancang bangun
dan pabrikasi proyek ini dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan. “Meski proyek
ini melibatkan banyak orang dan peralatan, kami tetap fokus pada keselamatan
kerja selama operasi offshore berlangsung,” kata President & GM Total
E&P Indonesie, Hardy Pramono.
Pelibatan
perusahaan-perusahaan dan produk nasional maupun tenaga ahli Indonesia dalam
proyek ini merupakan bentuk komitmen meningkatkan kapasitas Indonesia di
industri migas. “Kami harapkan produksi migas tersebut dapat menambah dukungan
bagi pembangunan nasional,” kata dia. Saat ini, Total E&P Indonesie
rata-rata membelanjakan US$ 2,5 miliar di Blok Mahakam, sebagai wujud komitmen
untuk terus berinvestasi di Indonesia.
Komitmen
Perbaikan
Pencapaian
proyek migas ini dan beberapa perbaikan yang telah dilakukan SKK Migas dan
industri hulu migas menunjukkan komitmen sektor strategis ini untuk memenuhi
harapan publik.
Sebut
saja integrasi proses bisnis internal di SKK Migas dalam pengelolaan pengadaan
dan manajemen aset, keuangan, serta sumber daya manusia dengan
mengimplementasikan enterprise resource planning (ERP). “Integrasi sistem ini
membuat kinerja institusi menjadi lebih cepat, tepat, efektif, dan efisien,”
kata Pengawas Internal, SKK Migas, Budi Ibrahim.
Dia
berharap, nantinya, dalam pengembangannya ERP ini akan diintegrasikan dengan
data-data lapangan di kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS), antara
lain data produksi, perencanaan, manajemen aset, komersial, alokasi produksi,
kegiatan pemeliharaan, laporan dan analisa lapangan yang pernah dilaksanakan.
Integrasi data-data ini diharapkan dapat semakin memudahkan pengambil keputusan
serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan kegiatan usaha
hulu migas.
Tidak
hanya itu, untuk menegakkan tata kelola yang baik, SKK Migas melakukan assesmen
risiko (fraud risk assesment) di seluruh fungsi untuk memitigasi, menutup, dan
mencegah risiko korupsi. Selain assesmen, digalakkan whistle blowing system
(WBS). WBS menjadi sarana pengaduan dan pelaporan yang disediakan bagi siapa
saja yang memiliki informasi perbuatan berindikasi pelanggaran yang dilakukan
pimpinan dan pekerja SKK Migas. “Bagi kontraktor KKS, vendor, pihak terkait,
dan masyarakat yang mengetahui adanya pelanggaran oleh pekerja SKK Migas dapat
melaporkan melalui aplikasi ini,” kata Budi.
Sumber
: SKK Migas
No comments:
Post a Comment