Gunakan Anggaran Secara Transparan, Cegah Penyimpangan
Presiden SBY menyerahkan DIPA 2014 kepada Menperin MS Hidayat, yang
kementeriannya merupakan salah satu terbaik, di Istana Bogor, Jabar, Selasa
(10/12) siang. (foto: abror/presidenri.go.id)
|
BOGOR, Jabar- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wapres
Boediono menyerahkan langsung Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun
2014 kepada sejumlah kementerian dan gubernur seluruh Indonesia, di Ruang
Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/12) siang
Presiden meminta DIPA 2014 yang segera ditindaklanjuti dan bisa
diimplementasikan dengan tepat waktu. "Jangan ada kemandekan. Setiap ada
kemandekan akan berpengaruh terhadap hasil akhir pembangunan," kata
Presiden SBY.
"Saya harap anggaran digunakan secara tepat, transaparan, dan
akuntabel. Cegah terjadinya penyimpangan," Presiden SBY menegaskan.
Belanja pemerintah adalah komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Terlebih lagi saat ini ekspor tengah mengalami tekanan, investasi pun
dipengaruhi oleh kondisi global yang belum pulih benar. Maka, Presiden SBY
mengingatkan, andalan yang bisa dipergunakan adalah pada belanja negara.
"Mari dengan sadar, anggaran yang ada di tangan kita benar-benar
digunakan. Kalau pertumbuhan ekonomi tergangggu, maka kesejahteraan rakyat pun
mengalami dampaknya," ujar SBY.
Jika ada keraguan dalam penggunaan anggaran, hendaknya dikonsultasikan
dengan BPKP. "Kalau ada masalah carikan solusi, jangan dibiarkan. BPKP
harus memberikan asistensi. Saya ingin negara kita makin tertib, sistem kita
makin bersih. Semua berjalan dan dilaksanakan secara tepat," Presiden
menandaskan.
Sebelum itu, dalam laporannya Menkeu Chatib Basri mengatakan APBN 2014
disusun dengan menggunakan beberapa parameter ekonomi makro. Parameter
tersebut, antara lain, pertumbuhan sebesar 6 persen, inflasi sebesar 5,5
persen, kurs rata-rata Rp 10. 500 per dolar AS, dan Surat Piutang Negara jangka
3 bulan sebesar 5,5 persen. Kemudian harga minyak mentah rata-rata 105 dolar AS
perbarel, lifting minyak sebesar 870 ribu barrel perhari, dan lifting gas
sebesar 120 ribu perhari.
"Total pendapatan negara sebesar Rp 1667,1 triliun, sementara
belanja negara sebesar Rp 1842,5 triliun. Maka defisit tahun 2014 sebesar Rp
175,4 triliun. Defisit akan ditutup melalui pembiayaan dalam negeri dan luar
negeri," Menkeu Chatib menjelaskan.
Menurut Chatib, kementerian yang menerima DIPA secara langsung
merupakan kementerian terbaik dengan lima kriteria. Pertama, hasil penilaian
inisatif antikorupsi yang diberikan oleh KPK nilainya di atas 6. Kedua, selama
dua tahun terakhir berturut-turut laporan keuangannya mendapat opini minimal
Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP) dari BPK. Ketiga,
selama dua tahun terakhir berturut-turut realisasi penyerapan anggarannya di atas
85 persen dari pagu yang ditetapkan. Keempat, selama 2 tahun terakhir
berturut-turut mendapat reward. Dan kelima, pagu anggaran dikelola di atas Rp 1
triliun.
DIPA tersebut secara berturut-turut diserahkan kepada Menperin MS.
Hidayat, Menkeu Chatib Basri, Mendag Gita Wirjawan, Menhuk dan HAM Amir
Syamsuddin, Kapolri Jenderal Sutarman, Mendagri Gamawan Fauzi, dan Menhut
Zulkifli Hassan.
Twitter: @websitepresiden
Sumber: www.presidenri.go.id
No comments:
Post a Comment