BOJONEGORO, Telukharunews.com – Produksi minyak dari Lapangan Banyu
Urip di Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur diperkirakan jika sudah puncaknya
dapat memberikan kontribusi yang mencapai 20 persen dari produksi minyak nasional.
Produksi 20 persen tersebut menurut Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), J. Widjonarko
sangat berarti.
“Secara bertahap produksi lapangan Banyu Urip akan meningkat. Saat ini,
produksi lapangan yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS)
Mobil Cepu Ltd. (MCL) itu sebesar 29.000 barel minyak per hari. Per September
2014, produksi ditargetkan naik 10.000 barel minyak per hari dengan adanya
tambahan fasilitas produksi awal dan ditargetkan mencapai puncaknya sebesar
165.000 barel per hari pada tahun 2015,” ujar Widjonarko. Kamis (24/04/2014).
Cadangan migas di Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu ditemukan pada 2001.
Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005 dengan MCL
sebagai operator. MCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang
45 persen saham partisipasi, bersama Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham
dan Badan Kerja Sama Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham. Rencana
pengembangan lapangan disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 15
Juli 2006. Cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 445 juta
barel.
Investasi US$ 2,525 miliar
Untuk pengembangan lapangan (plan of development/PoD) di Proyek Banyu
Urip memerlukan investasi mencapai US$ 2,525 miliar, dengan rincian untuk
pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur
sebanyak US$ 337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC
(engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan
konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF),
pipa darat (onshore)72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring
tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur.
Widjonarko mengatakan, kegiatan konstruksi terus berlangsung dengan
berbagai kemajuan di seluruh kontrak EPC.“Perkembangan proyek migas Banyu Urip,
hingga minggu ketiga April 2014 ini mencapai 87 persen,” ujar Widjonarko.
Mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN),tidak hanya lima kontrak
EPC dipimpin perusahaan Indonesia. Terdapat 450 perusahaan sub kontraktor
nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85 persen diantaranya merupakan
perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban. Tidak hanya itu, terdapat 9.100
pekerja Indonesia yang 60 persen diantaranya adalah pekerja lokal yang berasal
dari Bojonegoro dan Tuban.
Sumber: ESDM
No comments:
Post a Comment