Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto |
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad
Yurianto mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memulai hidup baru dengan
mengubah perilaku dan menyesuaikan diri di tengah pandemi COVID-19. Hal
tersebut perlu dilakukan karena hanya itu satu-satunya cara untuk berdamai
dengan virus corona jenis baru.
"Bukan menyerah. Berdamai bukan menyerah. Tetapi kita harus
beradaptasi untuk merubah pola hidup kita, dengan menjalankan protokol
kesehatan yang ketat, yang benar, yang berdisiplin. Ini yang kita sebut sebagai
pola kehidupan yang baru,” ujar Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Jakarta, Sabtu (16/5).
Yuri menyadari dalam beberapa waktu terakhir ini banyak masyarakat yang
terpaksa harus tidak bisa bekerja akibat dampak COVID-19. Banyak masyarakat
yang harus kehilangan pekerjaan sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan
yang kompleks, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, hingga pertahanan dan
keamanan.
Oleh karena itu, melalui cara berpikir yang baru, bersikap yang baru
dan lebih produktif, maka masyarakat dapat menghindari permasalahan yang muncul
akibat dari dampak COVID-19 tersebut.
“Ini harus kita laksanakan dan harus kemudian segera diimplementasikan,
dihadapkan pada beberapa dampak COVID-19 ini di dalam kehidupan masyarakat
kita. Oleh karena itu, sekarang harus kita mulai berubah dengan cara berpikir
yang baru, dengan bersikap yang baru, yaitu kita harus produktif dan aman dari
COVID. Produktif dan aman dari COVID,” jelas Yuri.
"Ini bisa kita capai manakala, kemudian kita memahami betul
protokol kesehatan yang sudah ditentukan dan memegang teguh pelaksanaan
protokol ini, konsisten, tidak terputus tanpa terkecuali,” imbuhnya.
Menurutnya, cara-cara menerapkan kehidupan yang baru adalah tetap
melakukan sebagaimana kehidupan normal, yang kemudian diimbangi dengan upaya
selalu membiasakan untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menggunakan
masker, menghindari kerumunan, dan tidak keluar rumah.
“Inilah cara hidup kita yang baru. Cara hidup kita yang selalu
membiasakan untuk menjaga kebersihan diri. Selalu membiasakan untuk mencuci
tangan dengan menggunakan sabun, menggunakan masker, menghindari kerumunan, dan
kemudian kalau tidak perlu tidak keluar dari rumah,” jelas Yuri.
Kemudian, Yuri juga mengharapkan agar masyarakat dapat mematuhi ajuran
pemerintah lainnya yang termasuk sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran
nomor 4 tahun 2020 Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dalam kerangka
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Yang kemudian menjadi dasar, bahwa produktif dan aman terhadap COVID,
kemudian menjadi dasar bagi diterbitkannya Surat Edaran nomor 4 tentang
beberapa pengecualian dalam moda transportasi, kemudian terkait dengan beberapa
pernyataan dari Kepala Gugus Tugas, bahwa untuk yang usia 45 tahun diizinkan
untuk kembali produksi, tetapi di dalam kerangka PSBB. Di dalam kerangka PSBB,
di dalam kerangka hidup baru,” terang Yuri.
Yuri juga mengatakan bahwa apabila masyarakat tidak berdaptasi dengan
pola hidup baru dan sistem seperti yang telah diatur oleh pemerintah, maka hal
itu akan menjadi buruk, terlebih virus SARS-CoV-2 ini belum benar-benar bisa
dihilangkan dari muka bumi.
"Hanya satu yang bisa kita lakukan untuk tetap bertahan,
beradaptasi dengan pola hidup yang baru. Pola hidup dengan memegang teguh dan
menjalankan secara disiplin semua protokol kesehatan, yang telah ditetapkan
oleh pemerintah. Ini cara hidup yang baru, dan ini pilihan kita, kalau kita
ingin selamat, kita ingin survive dari kondisi yang melanda muka bumi saat
ini,” pungkas Yuri.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
No comments:
Post a Comment