Presiden Jokowi saat memberi keterangan pers. Foto: Tim Komunikasi ESDM. |
NABIRE - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kembali
menegaskan keseriusan Pemerintah dalam memberikan pelayanan kelistrikan kepada
masyarakat Papua.
Didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan
dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Rabu (20/12),
Presiden kembali meresmikan infrastruktur kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga
Mesin Gas (PLTMG) Nabire 20 MW dan PLTMG Jayapura 50 MW.
"Pelayanan kepada rakyat harus diberikan sebaik-baiknya. Harus
kita akui kalau masih byar pet. Tapi, ada semangat kita untuk memperbaiki itu
agar tidak ada yang namanya listrik itu hidup mati. Oleh sebab itu, hari ini
setelah diresmikan PLTMG 20 MW di Nabire, moga-moga tidak ada yang namanya byar
pet di nabire dan sekitarnya," ujar Presiden Jokowi.
Kehadiran PLTMG Nabire akan menambah 105% daya mampu sistem Nabire
sehingga menopang kehandalan sistem kelistrikan wilayah tersebut. Sementara,
desain bahan bakar PLTMG Nabire, yaitu High Speed Solar (HSD) dan gas akan
membantu penghematan biaya.
PLTMG Jayapura juga menjadi bukti percepatan pembangunan di Papua
dengan proses pembangunan selesai dalam kurun waktu delapan bulan. "Saya
juga kaget. Baru (saja) peletakan batu pertama, (sekarang) kita sudah
diresmikan," jelas Presiden RI.
Kontrak Power Purchase Agreement (PPA) PLTMG Jayapura sendiri
ditandatangai pada tanggal 21 Desember 2016 dan beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada
tanggal 24 November 2017. Tambahan kurang lebih 60% daya listrik Jayapura ini
sekaligus mendukung kesiapan jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di
Papua.
Melalui PLTMG Nabire dan Jayapura, imbuh Jokowi, aktivitas masyarakat
akan lebih baik melalui penerangan yang mereka dapatkan, seperti kemudahan
anak-anak sekolah belajar di malam hari ataupun tumbuhnya perekonomian kecil di
kampung-kampung.
Presiden mengungkapkan, sebagaimana dilaporkan Menteri ESDM, membangun
sistem kelistrikan di tanah Papua membutuhkan biaya dua kali lipat dibandingkan
di daerah lainnya. Presiden Jokowi membeberkan total satu desa di Papua butuh
sekitar dua miliar, sementara di desa lain di Indonesia hanya butuh satu
miliar.
Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, Pemerintah akan tetap
bertekad untuk membangun Papua dan Papua Barat karena sesuai dengan amanat
Undang-Undang. "Membangun Papua itu bukan urusan mahal, tapi ini adalah
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia yang harus kita penuhi. Untuk
rakyat Papua, semuanya harus bisa kita lakukan. (Bahkan) BBM Satu Harga sudah
bisa kita lakukan," pungkas Presiden Jokowi. (Kem ESDM)
No comments:
Post a Comment