Tuesday, 19 November 2013

Tahun 2018, Puncak Produksi Gas Indonesia

Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro 
JAKARTA - Neraca gas nasional tahun 2012-2025 menunjukkan, puncak produksi gas Indonesia akan terjadi tahun 2018 yaitu sekitar 10.000 MMSCFD. Kontribusi produksi gas bumi ini, antara lain berasal dari proyek-proyek gas baru seperti deep water project, Masela, Tangguh Expansion dan Natuna.

Cadangan gas di Lapangan Masela, diperkirakan sekitar 9,18 TCF dengan total investasi US$ 4,99 miliar, diperkirakan akan berproduksi pada kuartal 2 tahun 2018. Lapangan Tangguh Train 3, dengan cadangan gas sekitar 8,09 TCF serta investasi  sebesar US$ 12 miliar,  akan berproduksi pada akhir 2018.

Sementara Lapangan Donggi Senoro akan berproduksi tahun 2015. Cadangannya mencapai 2,8 TCF serta total investasi US$ 1,7 juta. Lapangan Natuna D Alpha dengan cadangan gas 46 TCF serta investasi US$ 41 miliar, akan berproduksi sekitar 10 tahun setelah pengembangan.

Meski demikian, papar Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro pada acara Improved Gas Recovery Forum di Hotel Shangrila, Selasa (19/11), produksi gas dari lapangan-lapangan baru ini, tidak akan mampu menahan laju penurunan alamiah dari lapangan gas. Penurunan ini akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan domestik setelah tahun 2020.

Oleh karena itu, menurut Edy, sangat penting bagi negara untuk mencari sumber-sumber gas baru dengan melakukan eksplorasi di cekungan-cekungan hidrokarbon baru yang belum pernah dieksplorasi sebelumnya.

“Di samping itu, perlu juga dilakukan pembatasan untuk berkomitmen dengan pihak luar dalam mengekspor gas bumi kita,” katanya.

Cadangan gas bumi Indonesia berdasarkan data 1 Januari 2013 mencapai 150,39 TSCF. Sedangkan cadangan gas non konvensional seperti CBM sebesar 453,3 TCF.

Selama 5 tahun terakhir, gas bumi telah berkembang menjadi komoditas yang sangat penting sebagai sumber energi primer dan juga sebagai bahan baku. Semenjak pemerintah menghapus subsidi bahan bakar untuk sektor industri pada tahun 2005, terjadi perubahan besar dari penggunaan bahan bakar minyak ke gas bumi. Pada tahun 2001, pemanfaatan gas bumi untuk industri hanya sebesar 1.279 MMSCFD. Tahun 2013, pemanfaatannya melonjak menjadi sebesar 2.249 MMSCFD. Selain itu, terdapat peningkatan tajam konsumsi gas bumi untuk sektor kelistrikan yang tersebar di area Jawa dan Sumatera.


Sumber: website Kementerian ESDM

No comments:

Post a Comment