Thursday, 28 November 2013

Indonesia Tawarkan Kerjasama Kelola Mineral Tanah Jarang Kepada Negara ASEAN Plus

NUSA DUA – Pemerintah menawarkan kerjasama pemanfaatan mineral logam tanah jarang kepada negara - negara ASEAN Plus (ASEAN, China, Jepang dan Korea Selatan). Saat ini mineral tanah jarang di Indonesia belum termanfaatkan karena terbatasnya kemampuan Indonesia untuk memisahkannya dari mineral loga induknya.

Mineral tanah jarang yang banyak ditemukan di Indonesia adalah bijih Timah dengan mineral ikutan Monazite, Xenotime, Zircon dan Ilmenite,  bijih Tembaga dengan mineral ikutan Anode Slime, Pasir Besi, bijih Emas dan bijih Bauksit.

“Indonesia merupakan produser timah nomor dua dan eksportir nomor satu didunia, saat timah diproses melalui pembakaran terdapat tin slek sebagai sisa pembakaran yang mengandung unsur-unsur tanah jarang sebesar 8 persen. Masalah yang timbul kemudian, Indonesia belum mampu memisahkan  sehingga Indonesia meminta ASEAN Plus terutama negara partner untuk membantu negara ASEAN bagaimana teknologi, metodologi yang tepat untuk mengekstrak rare earth tersebut,” ujar Kepala Badan Geologi usai menutup pertemuan  ASOMM. Rabu (27/11/2013).

Rare earth sangat penting untuk industri telekomunikasi, dan produk teknologi tinggi lainnya, kita punya resources-nya namun kita tidak mampu mengextract dan mengolahnya, jadi kita ajukan ke negara partner untuk membantu mengolahnya,” lanjut Sukhyar.

Logam tanah jarang yang merupakan mineral ikutan dari produk timah, saat ini belum termanfaatkan. "Kalau orang mengelola timah dia engga peduli ada monasite, senotim, semua dismel, dibakar atau dilelehkan , nah yang diambil timah lalu ada slek (sisa pembakaran) nah disitu yang ada rare earthnya. 


Sumber: website Kementerian Esdm

No comments:

Post a Comment