Dirjen Migas IGN Wiratmaja |
JAKARTA, Untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, Pemerintah akan
membangun cadangan penyangga bahan bakar minyak (BBM). Menurut rencana,
cadangan penyangga BBM ini mencapai 30 hari dengan investasi sekitar US$ 17,25
miliar.
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja dalam jumpa pers di
Auditorium Migas, Rabu (10/6), menjelaskan, cadangan penyangga ini diperlukan
sebagai antisipasi kondisi darurat, misalnya terjadi bencana tsunami yang
menyebabkan listrik mati sehingga dibutuhkan genset yang menggunakan BBM. Untuk
membangun cadangan penyangga 30 hari, jika konsumsi BBM Indonesia per harinya
diasumsikan 1,5 juta barel, maka dibutuhkan BBM sebanyak 45 juta barel.
Terkait rencana ini, Pemerintah telah melakukan studi kelayakan dan
ditargetkan dalam waktu 5 tahun, cadangan penyangga BBM telah terwujud. Untuk
tahun ini, diharapkan regulasinya sudah rampung. Dan tahun depan sudah dapat
dilakukan desainnya.
“Untuk membangun cadangan penyangga ini, Pemerintah mengharapkan dapat
dilakukan oleh BUMN dan swasta, termasuk isinya,” tambah Wiratmaja.
Indonesia memang belum memiliki cadangan penyangga. Selama ini hanya
ada cadangan operasional PT Pertamina sebanyak 22 hari untuk BBM dan 12 hari
untuk LPG. Ke depan, Pemerintah meminta Pertamina dan badan usaha lainnya untuk
memiliki cadangan operasional 30 hari. Untuk tempat penyimpanan BBM, disarankan
menyewa tangki-tangki milik KKKS yang tidak digunakan.
Sumber Ditjen Migas
No comments:
Post a Comment