Ka.SKKMigas, Amien Sunaryadi (foto Ist) |
JAKARTA, Telukharunews.com –
Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) berkomitmen mengutamakan peran
industri dalam negeri dalam kegiatan operasionalnya untuk meningkatkan
multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Menurut Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, untuk mewujudkan hal tersebut pada
kegiatan hulu migas harus ada intervensi Negara dalam bentuk kebijakan
pemerintah yang berpihak pada sektor industri nasional. “Keunggulan mekanisme
kontrak bagi hasil yang berlaku di sektor hulu migas adalah negara masih hadir
dalam melakukan kendali terhadap operasi yang dilaksanakan oleh kontraktornya,”
kata Amien saat sambutan di acara Indonesia Supply Chain Management (SCM)
Summit 2015 di Jakarta, Selasa (14/4).
Dicontohkan, Pedoman Tata Kerja (PTK) yang dikeluarkan SKK Migas untuk
mengatur pengelolaan rantai suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor
KKS) di industri hulu migas. Salah satu tujuan utama pedoman tersebut adalah
peningkatan kapasitas nasional, seperti adanya kewajiban pelaksanaan pengadaan
barang/jasa di daerah dan ketentuan mengenai konsorsium harus beranggotakan
perusahaan dalam negeri.
Berdasarkan hasil kajian Universitas Indonesia mengenai multiplier
effect kegiatan hulu migas bagi perekonomian nasional, disimpulkan bahwa setiap
Rp 1 Miliar yang dibelanjakan oleh sektor hulu migas di dalam negeri akan
berdampak terhadap penciptaan lapangan kerja untuk 10 orang, peningkatan produk
domestik bruto (PDB) sebesar Rp 700 Juta dan pendapat rumah tangga sebesar Rp
200 Juta. Menurut data SKK Migas, tahun 2014, belanja sektor hulu migas
mencapai Rp 209 Triliun. Artinya, menambah kesempatan kerja sebanyak 899.400
orang, meningkatnya PDB sebesar Rp 86 Triliun, dan pendapatan rumah tangga
nasional sebesar Rp 23,8 Triliun.
Pada tahun 2014, nilai seluruh komitmen pengadaan barang dan jasa
industri hulu migas sebesar US$ 17,354 miliar dengan persentase tingkat
kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 54,15 persen (cost basis).
Sejak tahun 2010, penggunaan TKDN juga melibatkan partisipasi badan
usaha milik Negara (BUMN) penyedia barang dan jasa. Periode 2010-2014 nilai
Pengadaan yang melibatkan BUMN mencapai lebih dari US$ 4,51 miliar dengan TKDN
sebesar rata-rata 77,25 persen.
Di luar itu, sejak 2009, seluruh pembayaran pengadaan barang dan jasa
di sektor hulu migas harus melalui bank BUMN dan BUMD dengan total transaksi
mencapai US$ 44,91 miliar. Tahun 2014, nilai transaksi yang melalui perbankan
nasional mencapai US$ 12,43 miliar. Jumlah ini melonjak 50 persen lebih dari
tahun 2013 yang nilai transaksinya senilai US$ 8,195 miliar.
Selain transaksi pembayaran, sektor hulu migas menyimpan dana
rehabilitasi pasca operasi (abandonment and site restoration/ASR) di Bank BUMN.
Sampai 31 Desember 2014 tercatat penempatan dana ASR di Bank BUMN telah
mencapai US$ 635 juta atau meningkat 474 persen dibandingkan tahun 2009.
Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis, SKK Migas, M.I Zikrullah
mengatakan, pencapaian yang sudah ada ini diharapkan dapat meningkat di masa
mendatang. “Perlu adanya sinergi antara permintaan dan penawaran,” katanya.
Misalnya, agar industri dalam negeri tertarik untuk melakukan investasi
harus ada informasi mengenai kebutuhan operasi hulu migas. Dengan adanya
investasi, diharapkan kemampuan dalam negeri dapat semakin meningkat. Kemudian,
agar Kontraktor KKS dapat secara optimal memanfaatkan produk barang/jasa dalam
negeri, informasi mengenai kemampuan nasional harus dipromosikan dan dibuka
seluas-luasnya.
Sementara itu, terdapat tantangan yang dihadapi antara lain, aspek
kualitas, harga, dan tata waktu penyelesaian dari produk barang/jasa dalam
negeri perlu ditingkatkan. “Untuk meningkatkan daya saing industri dalam
negeri, struktur biaya yang harus ditanggung oleh industri di dalam negeri
harus dikurangi,” kata Zikrullah.
SCM Summit yang digelar SKK Migas bersama dengan BP dan Petronas
merupakan pertemuan tahunan yang menjadi ajang bagi seluruh profesional
pengelolaah rantai suplai hulu migas untuk saling bertukar informasi, berbagi
pengetahuan, dan merumuskan strategi dan terobosan dalam pengelolaan rantai
suplai.
Sumber : skkmigas
No comments:
Post a Comment