2 orang mengalami luka bakar dan 1 tulang kaki retak
Edi Saputra korban bakar yang sedang mendapat pertolongan pertama di RS Pertamina EP Rantau. Foto Ist. |
PANGKALANSUSU, Telukharunews.com – Sumur minyak KLD (Kuala Dalam) 11
milik PT Pertamina EP Asset I Rantau Filed terbakar saat sedang melakukan
kegiatan well service dengan mempergunakan Rig H35 UY6 PDSI di Dusun VII Sei
buluh, Desa Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi
Sumatera Utara Senin, 9 Maret 2015.
Menurut informasi yang diperoleh dari Assistant Manager Legal and Relations
Rantau Field, H.Jufri melalui pesan singkat kepada Telukharunews.com Selasa, 10
Maret 2015 pukul 23:24:49 WIB membenarkan telah terjadi kebakaran pada Senin, 9
Maret 2015 sekitar pukul 21:30 WIB. Namun berkat kesigapan petugas pemadam
kebakaran Pertamina EP api kebakaran berhasil dipadamkan hari itu juga pukul
23:30 WIB.
Masih menurut Jufri, sebelum terjadi kebakaran, Rig H35 UY6 PDSI sedang
melakukan kegiatan well service sumur minyak KLD-11 dan ketika sedang area
(menurunkan, red) pipa cubing berdiameter 3,5 inci, tiba-tiba terjadi flowing
(semburan) dari sumur dengan ketinggian sekira 20 meter dan juga terdapat
percikan api sehingga terjadi kebakaran. Akibatnya, dua pekerja mengalami luka
bakar dan seorang mengalami retak pada tulang kakinya.
Dedy (Rigman) yang berada di atas menara rig segera meluncur ke bawah
dengan mempergunakan tali dan saat berlari untuk menyelamatkan diri dia
terjatuh hingga kakinya menggalami cedera retak tulang. Sedangkan 2 pekerja
floorman yang menderita luka bakar yaitu Andi Anto dan Edi Saputra.
“Para korban segera dievakuasi ke RS Pertamina EP Rantau untuk
mendapatkan perawatan medis dan 2 korban luka bakar yang mengalami luka bakar
serius (Andi Anto dan Edi Saputra) terpaksa dirujuk ke RS Colombia Medan
sekitar pukul 00.30 dalam kondisi sadar, stabil dan bisa bicara,” ungkap Jufri.
Menjawab pertanyaan Telukharunews.com Jufri menjelaskan, pelaksanaan
pekerjaan well service telah dilakukan sesuai dengan SOP (Standard Operations
Prosedure) karena Pertamina EP sangat ketat dan konsen dengan HSE (Healhty,
Safety & Environment).
“Saya rasa tidak ada siapapun yang mau terjadi kecelakaan apalagi
sampai menimbulkan korban. Inilah yang namanya musibah,” ujar Jufri. (fi)
No comments:
Post a Comment