Monday, 16 March 2015

Liontin Bergambar Mirip Ulama Sedang Berdzikir

[caption id="attachment_867" align="aligncenter" width="600"]Liontin Bergambar Mirip Ulama Sedang Berdzikir Juara Satu Kontes Batu Akik Di Stabat Minggu,05 April 2015 Liontin Bergambar Mirip Ulama Sedang Berdzikir Juara Satu Kontes Batu Akik Di Stabat Minggu,05 April 2015[/caption]Oleh : Freddy Ilhamsyah PA

Subhanaallah…………..Maha Besar Allah sang Maha Pencipta seluruh isi bumi dan langit. Itu ucapan yang meluncur keluar dari mulut penulis secara spontan saat melihat batu permata akik yang sudah dibentuk menjadi Liontin (mainan kalung leher) milik rekan penulis yang tidak ingin disebutkan namanya di Kantin PWP yang berada di kompleks perkantoran PT Pertamina EP Asset-I Pangkalansusu Field, Jum’at, 13 Maret 2015.
[caption id="attachment_862" align="alignleft" width="600"]Close up Liontin bergambar mirip ulama Close up Liontin bergambar mirip ulama[/caption]
Penulis merasa kagum atas kebesaran Allah SWT yang telah mencipta batu akik bergambar unik tersebut dan ketika penulis teliti secara kasat mata, ternyata gambar itu bukan hasil rekayasa pemiliknya. Apalagi ketika sang pemilik memperlihat foto gambar bahan baku yang belum dijadikan liontin.
[caption id="attachment_861" align="alignleft" width="600"]Bentuk Liontin ketika disenter dari belakang. Bentuk Liontin ketika disenter dari belakang.[/caption]
Liontin itu berukuran panjang 4,5 cm; Lebar 3,3 cm; Tebal 0,8 cm berbentuk oval dengan dasar batu berwarna abu-abu kecoklatan, dan gambar berwarna keputih-putihan. Dan kalau disorot dengan senter, dasar batu itu berubah warna jadi orange (warna kuning jeruk).
[caption id="attachment_864" align="alignleft" width="600"]Bahan baku liontin sebelum dijadikan main kalung (liontin) Bahan baku liontin sebelum dijadikan main kalung (liontin) [/caption]
Orang-0rang yang ada di kantin menyampaikan berbagai tanggapan setelah melihat foto bergambar semi abstrak itu. Ada yang bilang mirip Tuan Guru Bassilam, ada yang bilang mirip ulama yang sedang duduk bersila sambil berdzikir, ada pula yang bilang mirip pak Tani, dan ada pula yang bilang mirip orang tua yang sedang bertapa
[caption id="attachment_869" align="aligncenter" width="422"]Akhirnya Liontin ini jadi Sang Juara-I dalam kategori Kelas bebas, unik dan langka Akhirnya Liontin ini jadi Sang Juara-I dalam kategori Kelas bebas, unik dan langka[/caption]
Kronologi Liontin

Dijelaskan oleh pemiliknya, bahanbaku batu itu berasal dari kawasan Sawit Sebrang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia yang dibelinya dari seorang laki-laki di daerah Sawit Sebrang beberapa waktu lalu.
[caption id="attachment_870" align="aligncenter" width="512"]Piagam Penghargaan dari Bupati Langkat dan Panpel Kontes. Piagam Penghargaan dari Bupati Langkat dan Panpel Kontes.[/caption]
Bertepatan pada peringatan HAUL (Hari Ulang Tahun) ke 88 Tahun 2015 Tuan Guru Babussalam, Syekh Abdul Wahab Rokan yang lahir pada, 19 Rabiul Akhir 1230 H/28 September 1811 M dan wafat pada Jumat, 21 Jumadil Awal 1345 H atau 27 Desember 1926 M di Desa Babussalam, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, sang pemilik memotong batu itu kepada pak Galung dan yang mengasah batu itu hingga menjadi Liontin adalah Ewin yang berlapak tidak jauh dari lapak pak Galung di Kota Binjai.
[caption id="attachment_871" align="aligncenter" width="459"]Sertifikat dari Nusa Gems Report Sertifikat dari Nusa Gems Report[/caption]
Menjawab pertanyaan penulis, sang pemilik Liontin menyatakan akan menjual Liontin itu kepada kolektor yang benar-benar serius seharga Rp5 miliyar (harganya masih bisa dinego).

“Apabila liontin sudah terjual, saya merencanakan akan memberangkat dua orang (1 laki-laki dan 1 perempuan) dari keluarga tidak mampu untuk menunaikan ibadah haji, dan mengeluarkan zakat untuk warga fakir miskin yang berada di Pangkalansusu dan Sawit Sebrang,” ujar sang pemilik.
[caption id="attachment_872" align="aligncenter" width="600"]Kostumnya mirip Tuan Guru Besilam Kostumnya mirip Tuan Guru Besilam (gambar kiri)[/caption]
Mengakhir perbincangan singkat dengan penulis, sang pemilik meyakinkan penulis bahwa batu akik liontin maupun bentuk gambar dijamin asli bukan hasil rekayasa dan siap diuji laboratorium bersama peminat yang serius untuk diperoleh sertifikat dari pihak yang berkompoten.
[caption id="attachment_873" align="aligncenter" width="595"]Di dada penulis letak liontin itu Di dada penulis letak liontin itu[/caption]
Bagi Anda yang benar-benar serius ingin memiliki liontin ini dapat menghubungi telepon cellular 081361464262 ***

4 comments:

  1. Wah saya minat pak tapi harganya terlalu mahal. Ga bisa kurang pak?

    ReplyDelete
  2. Andry, menurut pemiliknya kalau Anda memang berminat, kurang Rp500 jt sih boleh.

    ReplyDelete
  3. koong taharuddin11 April 2015 at 13:39

    Hebat! Bumi Langkat memang bertuah.

    ReplyDelete
  4. Betul Koong Taharuddin. Sepanjang pengalaman saya mengeluti batu akik asal Janggus secara serius pada tahun 1979 yang sebelumnya sudah saya terbitkan beberapa kali dalam bentuk artikel dan berita di Harian Bukit Barisan Medan juga di majalah Warta Pertamina (ketika itu Anda masih di Harian Analisa Medan).

    Sejak saya pubklikasikan, trend nama batu akik Janggus mengalamai pasang surut (maklum koran lokal) karena Pemerintah Kabupaten Langkat tidak menanggapinya secara serius, tetapi ketika bupati Langkat ke empat yang dijabat oleh Kolonel Marzuki Erman (mantan Komandan Kodiklatdam-I Bukit Barisan) era tahun 1984 – 1989 Pemkab Langkat langsung merasa terpanggil untuk membantu peralatan asah-mengasah batu akik melalui Dinas Perindustri setempat. Sebelumnya pihak Pertamina Pangkalansusu yang pimpinan tertingginya dijabat oleh Iskandar Kasim, bendera batu Janggus mulai berkibar. Dan nama Batu Janggus terus meroket sampai ke seluruh pelosok Nusantara bahkan sampai ke manca negara ketika cerita dan keberadaan Batu Janggus saya orbitkan di blog ini.

    Itulah sekilas kronologis mencuatnya nama Batu Janggus di Internet yang booming nya terjadi pada tahun 2014 sampai saat ini. Alhamdulillah, pergerakan perekonomian warga setempat dan sekitarnya ikut terdongkrak oleh Batu Janggus yang kini sudah mulai sulit dicari.

    ReplyDelete