Ka. SKK Migas, Amien Sunaryadi |
JAKARTA, Telukharunews.com - Sebanyak lima perjanjian jual beli gas
(PJBG) ditandatangani di Jakarta, Selasa (27/11). Seluruh kontrak diperuntukkan
untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan potensi penambahan pendapatan Negara
selama periode perjanjian jual beli sebesar US$ 617 juta atau Rp 7,7 triliun.
Penandatangan dilakukan usai pembukaan International Indonesia Gas Conference
& Exhibition (Indogas) ke 7 yang dihadiri Kepala Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi
dan Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja.
“Ini langkah nyata sektor hulu
migas memprioritaskan kebutuhan domestik,” kata Amien.
SKK Migas berkomitmen untuk meningkatkan pasokan gas untuk domestik.
Sejak tahun 2003, pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per
tahun. Pada 2013, volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar
dibandingkan ekspor. Tahun 2015 ini, komitmen untuk domestik mencapai 4.403
BBTUD atau 61 persen, sementara peruntukan ekspor sebesar 2.836 BBTUD.
PJBG yang ditandatangani antara lain, PT Medco E&P Malaka dengan
PT. Pertamina (Persero) untuk kebutuhan pupuk, dengan jangka waktu selama 13
tahun dan pasokan 58 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Kemudian,
amandemen kedua PJBG antara Conoco Phillips (Grissik) Ltd. dengan PT.
Energasindo Heksa Karya untuk kebutuhan kelistrikan, dengan jangka waktu selama
10 tahun dan pasokan 44 BBTUD.
Selain itu, amandemen PJBG antara PHE ONWJ dan PT. Pertamina (Persero)
Unit Pengolahan VI-Balongan untuk kebutuhan bahan bakar kilang pengolahan
minyak bumi, dengan jangka waktu selama 2 tahun dan pasokan 20 BBTUD. Executive
VP/GM PHE ONWJ Jonly Sinulingga mengatakan seluruh produksi gas PHE ONWJ
disalurkan untuk kebutuhan domestik, antara lain untuk pembangkit listrik
Jakarta dan sekitarnya, bahan baku pupuk, dan kebutuhan bahan bakar gas untuk
transportasi. Untuk pasokan ke Unit Pengolahan VI-Balongan, gas berasal dari
lapangan GG melalui Balongan Onshore Processing Facility. “Lapangan GG merupakan lapangan baru yang
commissioning-nya telah dilaksanakan pada 12 Desember 2014,” kata Jonly.
Amien menambahkan, SKK Migas berharap semua pihak dapat memberikan
dukungan supaya penyaluran gas dari PJBG tersebut bisa terlaksana sehingga
potensi penerimaan negara yang diperkirakan akan benar-benar terealisasi.
Pasalnya, pada tahun 2014 terdapat beberapa pembeli yang penyerapan gas oleh
pembeli lebih rendah dari komitmen. “Potensi kehilangan produksi sebesar 95
MMSCFD atau setara 17.000 barel minyak per hari,” katanya.
No comments:
Post a Comment