Sunday, 8 June 2014

Renegosiasi Tangguh Rampung Akhir Juni



LNG Tangguh (Foto LNG WorldNews)

JAKARTA, Telukharunews.com -  Pemerintah menargetkan renegosiasi harga jual LNG Tangguh yang diekspor ke Fujian, Tiongkok, dapat rampung akhir bulan ini. Saat ini, Tim Renegosiasi yang antara lain terdiri dari Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro, telah berhasil meningkatkan harga dari US$ 3,5 per MMBTU menjadi US$ 7 per MMBTU. Meski demikian, pemerintah berharap harga tersebut masih dapat ditingkatkan.

"Mereka sudah minta US$ 7 per MMBTU tapi kami belum mau. Kira-kira sebelum akhir bulan ini sudah closing (selesai)," ujar Menteri ESDM Jero Wacik dalam Rapat Kerja mengenai RAPBN-P 2014 dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (5/6).

Wacik melanjutkan, apabila nantinya harga jual LNG Tangguh disepakati sebesar US$ 8 per MMBTU, maka dapat meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp 6,2 triliun. Namun demikian, pemerintah masih berharap harga barunya dapat lebih tinggi lagi.

"Mohon doa restu. Ini berat renegosiasinya karena mereka kuat juga kontraknya. Tapi saya meyakinkan, kami akan bekerja (keras) terus," kata Wacik.

Kontrak pasokan LNG Tangguh dilakukan tahun 2002, pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri, dengan harga US$ 3,5 per MMBTU. Namun harga ini dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan saat ini.

Bahkan dalam rangka mengintensifkan renegosiasi kontrak LNG Tangguh ke Fujian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keppres No. 10 tahun 2013 yang berlaku mulai 13 Mei 2013. Tim yang diketuai Menteri ESDM ini harus melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Presiden paling kurang satu kali dalam 6 bulan atau apabila sewaktu-waktu bila diperlukan.

Ladang gas Tangguh merupakan sebuah ladang gas alam yang terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, Indonesia. Ladang gas ini mengandung lebih dari 500 miliar m³ (17 Tcf) cadangan gas alam terbukti, dengan taksiran cadangan potensial mencapai lebih dari 800 miliar m³ (28 Tcf). Ladang ini terbentuk pada zaman Jura. (fi)

Sumber: Ditjen Migas/Wikipedia.

No comments:

Post a Comment