LNG Tangguh (Foto LNG WorldNews) |
JAKARTA, Telukharunews.com - Pemerintah menargetkan renegosiasi harga jual
LNG Tangguh yang diekspor ke Fujian, Tiongkok, dapat rampung akhir bulan ini.
Saat ini, Tim Renegosiasi yang antara lain terdiri dari Dirjen Migas
Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro, telah berhasil meningkatkan harga dari US$
3,5 per MMBTU menjadi US$ 7 per MMBTU. Meski demikian, pemerintah berharap
harga tersebut masih dapat ditingkatkan.
"Mereka sudah minta US$ 7 per MMBTU
tapi kami belum mau. Kira-kira sebelum akhir bulan ini sudah closing
(selesai)," ujar Menteri ESDM Jero Wacik dalam Rapat Kerja mengenai
RAPBN-P 2014 dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (5/6).
Wacik melanjutkan, apabila nantinya
harga jual LNG Tangguh disepakati sebesar US$ 8 per MMBTU, maka dapat
meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp 6,2 triliun. Namun demikian,
pemerintah masih berharap harga barunya dapat lebih tinggi lagi.
"Mohon doa restu. Ini berat
renegosiasinya karena mereka kuat juga kontraknya. Tapi saya meyakinkan, kami
akan bekerja (keras) terus," kata Wacik.
Kontrak pasokan LNG Tangguh dilakukan
tahun 2002, pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri, dengan harga US$ 3,5 per
MMBTU. Namun harga ini dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
saat ini.
Bahkan dalam rangka mengintensifkan
renegosiasi kontrak LNG Tangguh ke Fujian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengeluarkan Keppres No. 10 tahun 2013 yang berlaku mulai 13 Mei 2013. Tim yang
diketuai Menteri ESDM ini harus melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada
Presiden paling kurang satu kali dalam 6 bulan atau apabila sewaktu-waktu bila
diperlukan.
Ladang gas Tangguh merupakan sebuah
ladang gas alam yang terletak di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat,
Indonesia. Ladang gas ini mengandung lebih dari 500 miliar m³ (17 Tcf) cadangan
gas alam terbukti, dengan taksiran cadangan potensial mencapai lebih dari 800
miliar m³ (28 Tcf). Ladang ini terbentuk pada zaman Jura. (fi)
Sumber: Ditjen Migas/Wikipedia.
No comments:
Post a Comment