Foto: Google Earth/THnews |
JAKARTA, Telukharunews – Gempabumi berkekuatan M6,2 telah menguncang
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur pada Jum’at, 30 Desember 2016 pukul
06:30:19 WITA atau pukul 05:30:19 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami.
Menurut data yang dikutip dari situs resmi USGS (earthquake.usgs.gov)
disebutkan gempa yang terjadi pada Kamis, 29 Desember 2016 pukul 22:30:18 UTC
atau Jum’at, 30 Desember 2016 pukul 05:30:18 WIB berlokasi di koordinat 9.067°Lintang
Utara dan 118.609°Bujur Timur berjarak 33,6 km (20,9 mil) Selatan Tolotangga
(pop <1 k), atau 68,3 km (42,4 mil) Selatan Bima (pop 67 k), dan 145,3 km
(90,3 mil) timur-Tenggara dari Sumbawa Besar (pop 53 k), serta 154,2 km (95,8
mil) barat-Barat Daya Kota Labuhanbajo (pop 189 k), Indonesia.
Sementara pusat gempa yang berada di dasar laut lepas pantai selatan perairan
Pulau Sumbawa pada kedalaman 72,27 km itu dirasakan V MMI di sekitar Kota Tolotangga.
Sedangkan dirasakan IV MMI masing-masing di kota Beringin (pop <1 k), Rate
(pop <1 k), Waworada (pop <1 k), Sondo (pop <1 k), Tangga (pop <1 k),
Kota Bima (pop 67 k) dan Sumbawa Besar (pop 53 k). Sementara dirasakan IV MMI
masing-masing di Kota Labuhanbajo (pop 189 k, Waingapu (pop 49 k) dan Mataram
(pop 319 k) masing-masing III MMI.
Lokasi Gempabumi M6,2. Foto BMKG |
Versi BMKG
Menanggapi peristiwa gempabumi tektonik yang terjadi di Selatan Pulau
Sumba maka pihak BMKG melalui Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Drs. Mochammad
Riyadi, M.Si melalui Siaran Pers No: UM.505/IST30-05/KPG/XII/2016 pada Jum’at, 30
Desember 2016 telah menyampaikan pernyataan sebagai berikut :
Telah terjadi gempabumi tektonik pada Jum'at, 30 Desember 2016,
05:30:19 WIB dengan kekuatan M6,2 berlokasi di koordinat 9.19°Lintang Selatan
dan 118.61°Bujur Timur pada kedalaman 98km.
Gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami, walaupun gempabumi berpusat di
laut, karena kekuatannya tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di
dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Dampak gempabumi
Berdasarkan hasil analisis tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan
bahwa gempabumi dapat berdampak kerusakan ringan (Skala intensitas II-III SIG
BMKG yang setara dengan V-VI MMI) di daerah yang berdekatan dengan pusat
gempabumi seperti Sumba bagian barat dan utara, serta daerah Bima bagian selatan.
Selain itu gempabumi ini juga dirasakan luas di wilayah lain dengan intensitas
lebih kecil antara II SIG BMKG atau III MMI di Lombok, Sumbawa Barat, Sumbawa
Timur, Ende, dan Maum.
Penyebab gempabumi:
Berdasarkan posisi dan kedalamannya, gempabumi ini berkedalaman
menengah yang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng. Dalam hal ini Lempeng
Indo-Australia menyusup ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju 67 mm/tahun dan
memicu deformasi batuan pada slab lempeng Indo-Australia di Zona Benioff pada
kedalaman 98 km di bawah cekungan Lombok (Lombok Basin). Berdasarkan hasil
pemodelan tsunami dan analisis yang dilakukan BMKG menunjukkan
gempabumi ini tidak
berpotensi tsunami dan
memiliki mekanisme Oblique
(Naik-Geser).
Himbauan untuk masyarakat:
- Agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD, serta informasi dari BMKG. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggungjawab mengenai gempabumi dan tsunami.
- Agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil.
Dari hasil monitoring BMKG selama satu jam pasca terjadi gempabumi,
terjadi satu gempabumi susulan dengan kekuatan M=4,4.
BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi susulan dan hasilnya akan
diinformasikan kepada masyarakat melalui media.
Editor: Freddy Ilhamsyah PA
No comments:
Post a Comment