Foto: Google Earth/THnews |
LANGKAT, Gempabumi tektonik kekuatan Magnitude 6,4 Skala Ricther telah
mengoyang beberapa kota di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara pada Rabu, 07
Desember 2016 pukul 05:02 WIB. Getaran gempa dirasakan sekitar IV MMI selama
sekitar 20 detik di Kota Pangkalansusu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera
saat azan Subuh berkumandang.
Menurut Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi dalam wawancara jarak jauh
dengan Metro TV dari data sementara sudah tercatat sebanyak 20 orang korban
tewas terdiri dari 13 orang dewasa dan 7 anak-anak. Sedangkan puluhan lainnya
menderita korban luka parah dan ringan.
Daerah terparah kena dampak gempabumi adalah di Desa Meureudu banyak
rumah yang ambruk dan sebuah masjid yang roboh serta ruas jalan retak.
Sementara menurut Press Release dari Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami
BMKG Drs. MOCH. RIYADI, M.Si, pada Rabu, 07 Desember 2016 pukul 05. 03.36 WIB
wilayah Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh telah diguncang gempabumi tektonik
M=6,5.
Pusat gempabumi terletak pada 5.25°LintangUtara dan 96.24°BujurTimur,
tepatnya di darat pada jarak 106 km arah Tenggara Kota Banda Aceh pada
kedalaman 15 km dipicu akibat adanya aktivitas sesar aktif.
Berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa
dampak gempabumi berupa guncangan kuat terjadi di daerah Busugan, Meukobrawang,
Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh
pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI). Seluruh wilayah ini diperkirakan
berpotensi mengalami dampak gempabumi berupa kerusakan bangunan. Ini sesuai
laporan sementara dari zona gempabumi bahwa gempabumi ini memang menimbulkan
kerusakan di berbagai tempat.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi
merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Berdasarkan
peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempabumi memang terdapat
struktur sesar mendatar. Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan
bahwa gempabumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar
(strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi
ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat
daya-timur laut.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pukul 08.12 WIB sudah terjadi
gempabumi susulan sebanyak 10 kali dengan kekuatan terbesar M=4,8. Tampak bahwa
tren kekuatan gempabumi susulan semakin kecil, sehingga masyarakat dihimbau
agar tetap tenang, selanjutnya mengikuti arahan BPBA setempat dan tidak
terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Menurut data yang dikutip Telukharunews dari website resmi USGS (Badan
Survei Geologi Amerika Serikat) disebutkan lokasi gempa 6,4 Skala Richter yang
terjadi pada Selasa, 06 Desember 2016 pukul 22:03:34 UTC atau pada Rabu, 07
Desember 2016 pukul 05:03:34 WIB berada di koordinat 5.281°Lintang Utara dan 96.108°Bujur
Barat.
Pusat gempa berada di darat pada kedalaman 8.19 km (5.09 mil) berjarak 5.8
km (3.6 mil) BaratLaut Panteraja, atau 19 km Tenggara Sigli dan 20.7 km (12.9
mil) barat-BaratLaut Reuleuet, 35,1 km timur-Tenggara Kota Sigli, Aceh.
Getaran gempa dirasakan di sekitar Kota Reuleuet (pop 40 k) dan Sigli
(pop 18k) masing-masing VII MMI. Di Bireun (pop 26 k) dan Banda Aceh V MMI.
Sedangkan di Meulaboh (pop35k), dan Sabang (pop25k) masing-masing IV MMI.
Sementara di Kota Binjai (pop229k), Medan (pop1.751k), Percut (pop 311k), Krabi
(pop31k) dan Phuket (pop89k) masing-masing III MMI.
Editor: Freddy Ilhamsyah PA
No comments:
Post a Comment