Blok Masela dikembangkan dengan pilihan LNG plant-nya ada di darat. Foto Ist. |
JAKARTA, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar
menegaskan akan menjalankan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait
pengembangan Blok Masela di Maluku, di mana kilang LNG-nya akan dibangun di
darat.
“Masela sudah diputuskan Presiden untuk option onshore. Sebagai
pembantu Presiden, saya akan menjalankan amanat ini agar Blok Masela
dikembangkan dengan pilihan LNG plant-nya ada di onshore,” ujar Arcandra Tahar
dalam bincang santai dengan media di Ruang Damar, Gedung Heritage, Kementerian
ESDM, Jumat (29/7).
Arcandra menjelaskan, lapangan Blok Masela merupakan lapangan migas
yang berlokasi di laut dalam (offshore). Hampir seluruh komponen terbesarnya
berada di offshore, seperti well (sumur), drill dan fasilitas lainnya. Namun,
untuk LNG plant-nya diputuskan akan dibangun di darat dengan tujuan agar dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Meski sebagian besar komponen berada di offshore, namun LNG-nya
akan dibawa ke darat untuk diproses," urai Candra.
Blok Masela dikelola oleh PT Inpex Masela Limited dan Shell Upstream
Overseas Services. Kontrak kerja samanya ditandatangani pada 16 November 1998
dan mendapatkan persetujuan POD I pada 06 Desember 2010.
Cadangan Blok Masela semula 6,97 TCF dan kemudian pada tahun 2013
ditemukan cadangan baru yang telah disertifikasi Lemigas menjadi 10,74 TCF. Hal
ini menjadi dasar penetapan FID yang dijadwalkan 2018 dan karena itu diperlukan
persetujuan revisi PoD I.
Setelah keputusan pembangunan kilang LNG Masela akan dibangun di darat,
disampaikan Presiden Joko Widodo pada 23 Maret 2016, Inpex dan Shell diminta
menyampaikan kembali PoD yang diperlukan. Revisi PoD dengan kilang LNG di darat
ini, hingga sekarang masih dalam pembahasan.
Sumber: Ditjen Migas
No comments:
Post a Comment