Patung Bung Karno yang terletak di Penjara Banceuy, Bandung, Jawa
Barat. Foto Humas Setjen MPR-RI/ES
|
JAKARTA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Ketua MPR-RI
Zulkifli Hasan, para pimpinan MPR-RI, dan seluruh tamu undangan direncanakan
akan mengikuti acara Napak Tilas, dengan berjalan kaki dari Gedung Merdeka ke
Penjara Banceuy, pada 1 Juni mendatang, sebagai rangkaian Peringatan Pidato
Bung Karno 1 Juni 1945, yang digelar di Bandung, Jawa Barat.
Penjara Banceuy dibangun Belanda tahun 1877, dan pada ranggal 29 29
Desember 1929, Bung Karno, Maskoen, Soepriadinata dan Gatot Mangkoepraja
ditangkap Belanda di Yogyakarta dan dijebloskan ke Penjara Banceuy, Bandung
selama 8 bulan. Di penjara inilah, Bung
Karno kemudian menyusun pledoi yang sangat terkenal yang diberi judul
“Indonesia Menggugat”.
Humas Sekretariat Jenderal (Setjen) Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia (MPR-RI) dalam siaran persnya Jumat (27/5)
mengemukakan, selain Napak Tilas ke
Penjara Banceuy, rangkaian kegiatan digelar dalam Peringatan Pidato Bung Karno
1 Juni 1945 di Bandung itu. Pada 30 Mei pukul 13.00 misalnya, di Gedung
Merdeka, digelar acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat bertema Peringatan
Pidato Bung Karno Menggali Pancasila.
Selanjutnya, pada 30 Mei 2016
pukul 20.00, di Jalan. Dr. Ir. Sukarno, Bandung, juga akan digelar pagelaran
seni budaya Wayang Golek dengan lakon
Semar Tandang.
Kemudian pada 31 Mei 2016 pukul 09.30, di Universitas Padjadjaran, akan
digelar acara Seminar Nasional Kebangsaan dengan tema “Pancasila Ideologi
Bangsaku, Gotong Royong Semangat Negeriku.” Narasumber yang akan tampil dalam
acara ini adalah Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Universitas Padjadjaran Dr.
Bagir Manan, SH, MCL, dan Guru Besar Sosiologi Pertanian Universitas
Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA.
Mengenai pemilihan tema Pancasila Ideologi Bangsaku, Gotong Royong Semangat
Negeriku itu, Humas Setjen MPR-RI dalam siaran persnya mengatakan, tema itu
menjadi penting dikupas sebab, dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah
tercatat bahwa para pendiri bangsa telah membuat pilihan cerdas dengan
menjadikan Pancasila sebagai dasar berdirinya negara Indonesia merdeka.
“Pilihan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka
dapat diterima oleh seluruh komponen bangsa, karena nilai-nilai Pancasila pada
dasarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama hidup, tumbuh dan berkembang
sebagai akar budaya bangsa Indonesia,”
bunyi siaran pers itu.
Sejarah mencatat pula, selama tujuh puluh satu tahun perjalanan bangsa,
Pancasila telah pula mampu melampaui berbagai dimensi perubahan sosial, bahkan
multidimensi persoalan bangsa, dan tetap kokoh menjadi landasan dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa, seperangkat nilai yang menjadi
sumber dari segala sumber hukum adalah bersifat final dan tidak ada lagi ruang
untuk mempersoalkannya. -
No comments:
Post a Comment