Foto Ist |
JAKARTA, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia,
Indroyono Soesilo didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Sudirman Said hari ini, Rabu (20/5) membuka secara resmi “The 39th Indonesian
Petroleum Association Convention and Exhibition 2015” (IPA CONVEX 2015) di
Jakarta Convention Center. Pada penyelenggaraan kali ini, IPA CONVEX mengusung
tema “Working Together to Accelerate Solutions in Anticipating Indonesia’s
Energy Crisis” yang diharapkan mampu mendorong solusi alternatif – aplikatif
dalam menjawab permasalahan energi di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Menko menegaskan bahwa industri minyak dan gas
merupakan sektor strategis dalam menggerakkan sektor-sektor usaha lain untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sumbangan minyak dan gas mempunyai
peranan strategis dan sangat signifikan dalam pembangunan di Indonesia, yaitu
sekitar Rp 320,25 triliun atau setara 18% dari total penerimaan negara di dalam
APBN Perubahan 2014.
“Industri minyak dan gas Indonesia tidak hanya menjadi sumber
pendapatan negara, akan tetapi sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi
karena industri ini mempunyai kontribusi yang besar dalam menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menggerakkan pertumbuhan
industri lokal”, papar Menko.
Seiring dengan meningkatnya konsumsi energi Indonesia yang melampaui
laju pertumbuhan hasil produksi, maka saat ini industri minyak dan gas Indonesia
memiliki tantangan tersendiri, yaitu meningkatkan penemuan cadangan minyak dan
gas baru. Sebagaimana dijelaskan Menko Kemaritiman dalam sambutannnya, “Saat
ini, produksi minyak terus mengalami penurunan karena sebagian besar minyak
diproduksi dari lapangan-lapangan tua yang ditemukan di era tahun 1970 -an,
sehingga saya mengajak seluruh pemangku kepentingan di industri minyak dan gas
untuk berperan lebih aktif dalam menjawab tantangan yang ada”.
Selaras dengan penjelasan Menko Kemaritiman, Menteri ESDM menyampaikan
bahwa permasalahan mendasar bagi industri hulu minyak dan gas Indonesia adalah
sangat rendahnya rasio penggantian cadangan minyak dan gas yang kini berkisar
2:1 untuk produksi minyak dan 1:0,9 untuk produksi gas. “Rendahnya rasio
penggantian cadangan migas Indonesia disebabkan oleh kurang berkembangnya usaha
eksplorasi migas. Ditambah dengan krisis industri migas dunia, yaitu harga
minyak yang turun drastis”, jelas Menteri ESDM.
Untuk menjawab krisis energi yang ada, Pemerintah memiliki langkah-langkah
prioritas pembangunan bidang energi, yaitu:
- Meningkatkan pasokan energi ke depan baik migas, batubara, dan energi terbarukan.
- Mempercepat pembangunan infrastruktur energi terutama infrastruktur migas dan pengembangan infrastruktur energi terbarukan secara masif.
- Pengendalian konsumsi energi (melalui regulasi, pengendalian subsidi dan kebijakan harga).
- Menjalankan program diversifikasi energi dengan mengembangkan energi baru terbarukan, serta melakukan penghematan pemakaian energi melalui program konservasi energi.
Kementerian ESDM juga memiliki langkah-langkah guna menyelesaikan
tantangan krisis energi saat ini, yaitu:
- Mewujudkan kedaulatan energi yang berkeadilan untuk menjamin ketersediaan dan kesinambungan pasokan energi hingga mampu menjadi roda penggerak pembangunan dan ketahanan energi nasional.
- Mengembalikan Indonesia ke peta minyak dan gas dunia melalui sejumlah upaya, di antaranya: menyelesaikan wilayah kerja yang masa kontraknya akan habis dan memperkenalkan bentuk-bentuk kontrak – kerjasama baru sesuai tingkat risiko lapangan migas.
- Bertindak segera atas terbatasnya, dan belum terintegrasinya jaringan, prasarana gas nasional.
- Membangun publik pada Kementerian ESDM dengan menjadikannya sebagai lembaga pelayan publik.
“Kementerian ESDM akan lebih mendorong keterbukaan dan penyederhanaan perizinan
melalui penerapan teknologi informasi serta penerapan prinsip tata – kelola
pemerintahan yang baik (good government)”, jelas Menteri ESDM.
Pemerintah mengajak seluruh pemangku kepentingan minyak dan gas, baik
nasional maupun internasional, untuk bersama-sama berkontribusi dalam mengatasi
krisis energi yang ada. “Tentunya kami berharap, komitmen bersama yang baru
demi meningkatkan cadangan dan produksi migas nasional dapat ditelurkan. Dengan
demikian, kemandirian dan bahkan ketahanan energi Indonesia tidak perlu waktu
lama untuk terwujud”, tutup Menteri ESDM.
Demikian Siaran Pers Kementerian Energi Sumber Daya Mineral yang
disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik, Dadan Kusdiana pada Rabu, 20 Mei
2015 (fi)
No comments:
Post a Comment