Ilustrasi (foto Ist) |
DILI, Timor Leste - Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
tidak akan menambah beban masyarakat yang sudah cukup berat terkait kenaikan
harga bahan bakar minyak (BBM) pada 2013. Juga akibat kenaikan tarif dasar
listrik (TDL).
Menko Perekonomian Chairul Tanjung menyampaikan hal tersebut dalam
keterangan pers di Hotel Timor, Dili, Timor Leste, Selasa (26/8) malam.
Keterangan disampaikan terkait adanya berita permintaan pihak tertentu agar
pemerintahan SBY melakukan kebijakan untuk menaikkan harga BBM.
"Pemerintahan SBY menilai sudah cukup beban tesebut ditanggung
masyarakat. Sehingga tidak selayaknya diberikan beban lagi," kata Chairul
Tanjung.
Chairul mengingatkan bahwa pemerintahan SBY telah berulang kali
melakukan kenaikan BBM. Bahkan tahun 2005 sempat menaikan sampai 140 persen.
Tahun 2013 lalu juga sudah menaikan kembali harga BBM sekitar 33 persen.
"Kenaikan tersebut tentu memberatkan masyarakat, apalagi awal 2014
pemerintah SBY juga baru menaikan kembali TDL. Dan dalam waktu dekat, atas
permintaan Pertamina, harga gas elpiji 12 kg akan dinaikkan. Tentu akan menjadi
beban berat untuk masyarakat," Chairul menambahkan.
Oleh karenanya, pemerintah tidak akan melakukan tambahan beban lagi
terhadap masyarakat. "Bukan berarti pemerintah sekarang tidak berani
menaikkan harga BBM, atau ada yang bilang, jangan sampai (kenaikan) BBM
diserahkan pada pemerintah yang akan datang," ujar Menko Perekonomian.
Setiap terjadi kenaikan BBM, lanjut Chairul, akan memacu terjadinya
inflasi dan tentunya kenaikan angka kemiskinan. "Ini keprihatinan
pemerintah sekarang. Oleh karenanya, langkah-langkah yang diambil masih
langkah-langkah penghematan yang tidak menimbulkan dampak langsung pada
masyarakat," Menko Perekonomian menjelaskan.
Sumber: presidenri.go.id
No comments:
Post a Comment