Foto: Telukharunews |
Pangkalansusu, Telukharunews – Sejak sebulan
lalu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatera Utara mengalami kekosongan beberapa jenis obat
sehingga beberapa pasien BPJS Kesehatan tidak mendapatkan obat sesuai
kebutuhannya.
Ketika dikonfirmasikan Telukharunews
kepada salah seorang petugas yang dinas di Puskesmas itu pada Minggu (17/6) dia
membenarkan memang ada kekosongan beberapa jenis obat, misalnya obat untuk
menormalkan tekanan darah tinggi (tensi) yang tersedia saat ini hanya Captropil
padahal sang pasien membutuhkan Amlodipine.
Beberapa hari sebelumnya diperoleh
informasi dari petugas apotik Puskesmas yang sama menyebutkan, masalah
kekosongan obat di Puskesmas Pangkalansusu sudah disampaikan beberapa pekan
lalu kepada pihak BPJS, tapi hingga saat ini realisasi untuk mengisi kekosongan
obat di tempat kami belum dapat dipenuhi oleh pihak terkait.
Menurut hasil pengamatan Telukharunews
sebenarnya pihak BJPS Kesehatan cukup peduli untuk melayani dan menjaga kesehatan
masyarakat, contohnya, dalam pemberitaan media massa pusat yang disebarluaskan
oleh koran daerah dengan judul berita “BPJS Kesehatan Siapkan Posko Kesehatan
Pemudik” masing-masing di Terminal Pulo Gadung Jakarta, Terminal Bungarasih
Surabaya, Terminal Tirtonadi Surakarta, Stasiun Yogyakarta, Rest Area Cikampek
Km 57, Pelabuhan Merak Banten, Pelabuhan Gilimanuk Bali dan Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar.
Kegiatan BPJS Kesehatan yang kabarnya sangat
peduli dengan kesehatan pemudik seperti Posko tersebut di atas ditanggapi sinis
oleh salah seorang pasien BPJS Kesehatan di Kecamatan Pangkalansusu yang kecewa
karena tidak memperoleh pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya.
“Datang ke Puskesmas hanya diperiksa
tensinya (tekanan darah) saja, sedangkan obatnya tidak diberikan dengan alasan,
habis. Yang ada hanya Captropil,”
keluhnya.
Masih menurut pasien itu, efek samping (dampak)
Captropil tidak cocok dengan dia dan yang pas hanya Amlodipe karena efek
sampingnya tidak terlampau terasa bagi dia.
Untuk menjamin stabilitas tekanan darah tingginya mau tidak mau dia terpaksa membeli obat Amlodipine di apotik seharga Rp10.000,-/strip/papan isi 10 tablet 10 mg. yang diproduksi oleh Landsen PT Pertiwi Agung.
"Sudah 2 papan saya beli di apotik dan ini yang ke 3," kata dia kepada Telukharunews.
Imbau pasien BPJS Kesehatan mandiri yang
setiap bulan bayar iyuran Rp80.000,- semoga pihak BPJS Kesehatan peduli dengan
kami yang tinggal di pedesaan. Jangan hanya peduli dengan kesehatan pemudik tapi
kami (pasien) yang di pedesaan ditinggalkan. ***
No comments:
Post a Comment