Foto: Ist. |
AMALATU - Seram Bagian Barat, Masyarakat Kecamatan Amalatu, Kabupaten
Seram Bagian Barat, bergembira. Kini, mereka dapat menikmati harga bahan bakar
minyak (BBM) yang sama dengan saudara-saudaranya yang lain di Pulau Jawa,
setelah Pemerintah meresmikan lembaga penyalur BBM berupa SPBU Mini di Dusun
Wailey, Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Senin
(2/10),
Peresmian SPBU Mini dilakukan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas
Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial mewakili Menteri ESDM, bersama Kepala BPH
Migas M. Fanshurullah Asa, SVP Fuel Marketing & Distribution Pertamina
(Persero) Gigih Wahyu Hari Irianto, Bupati Seram Bagian Barat M. Yasin Payapo,
anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends, jajaran TNI dan Polri, serta
tokoh masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat.
Beroperasinya SPBU Mini Amalatu, menurut Dirjen Migas, merupakan bagian
dari Program BBM Satu Harga yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Program BBM Satu Harga bertujuan untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Ini juga merupakan cerminan upaya pemerintah membangun
dari pinggiran atau 3 T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
SPBU Mini Amalatu akan mempermudah masyarakat sekitar untuk mendapatkan
BBM. Mereka tidak perlu lagi menempuh jarak sejauh 50 km hanya untuk membeli
BBM. Masyarakat pun dapat memperoleh BBM dengan harga yang sama seperti di
daerah lainnya yaitu Premium Rp 6.450 per liter dan Solar Rp 5.150 per liter.
Sebelumnya harga BBM di Amalatu mencapai Rp 12.000 per liter.
“Total kapasitas BBM di SPBU Mini Amalatu yang sebesar 45 KL yaitu 15
KL untuk Premium, 15 KL Pertalite dan 15 KL Biosolar, kiranya dapat disalurkan
secara langsung kepada konsumen pengguna dengan harga yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah sehingga akan mendorong perkembangan perekonomian di daerah,” tambah
Ego.
Mewakili masyarakat, Bupati Seram Bagian Barat M. Yasin Payapo
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terwujudnya
SPBU Mini di Amalatu. “Warga Latu merasa sangat bersyukur atas kehadiran SPBU
di sini sehingga masyarakat dapat menikmati BBM Premium dengan harga Rp 6.450
per liter dan Solar seharga Rp 5.150 per liter. Tentunya hal ini akan
meringankan beban masyarakat yang selama ini kesulitan dalam membeli BBM,”
ungkapnya.
Ditjen Migas bersama BPH Migas dan Pertamina terus melakukan pemetaan
lokasi sasaran program BBM Satu Harga. “Untuk wilayah Maluku, setelah Seram
Bagian Barat akan ada 2 kabupaten lain yang didirikan lembaga penyalur BBM yaitu
Buru dan Kepulauan Aru,” jelas Dirjen Migas.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa
mengatakan, Pmbangunan SPBU di wilayah 3T ini bukan merupakan hal yang mudah
mengingat lokasi geografis dan ongkos angkut yang tinggi sehingga perlu
dipastikan tepat sasaran peruntukkannya. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan
dan monitoring dari Pemerintah daerah dan aparat agar penyaluran BBM 1 harga
ini tepat sasaran. "Tidak boleh ada Industri dan oknum yang menikmati
Program 1 Harga BBM di wilayah 3T ini," tegasnya.
Menurut SVP Fuel Marketing & Distribution Pertamina (Persero) Gigih
Wahyu Hari Irianto, SPBU Mini Amalatu merupakan SPBU ke-5 yang telah diresmikan
dari 25 rencana lokasi tertentu program BBM Satu Harga di wilayah MOR VIII.
“Pendirian SPBU ini kami harap membawa dampak positif bagi perekonomian dan
bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia, khususnya masyarakat Seram Bagian
Barat,” harapnya.
Hingga saat ini, secara nasional telah direalisasikan pengoperasian
lembaga penyalur BBM Satu Harga sebanyak 25 titik di daerah 3T yaitu Puncak
(Papua), Nduga (Papua), Yalimo (Papua), Mamberamo Jaya (Papua), Mamberamo
Tengah (Papua), Tolikara (Papua), Intan Jaya (Papua), Pegunungan Arfak (Papua
Barat), Nunukan (Kalimantan Utara), Nias Selatan (Sumatera Utara), Kepulauan
Mentawai (Sumatera Barat), Jepara (Jawa Tengah), Sumenep (Jawa Timur), Sumbawa
(NTB), Sumba Timur (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Mahakam Hulu
(Kalimantan Timur), Sorong Selatan (Papua Barat), Morotai (Maluku Utara), Paniai
(Papua), Bengkayang (Kalimantan Barat), Kepulauan Talaud (Sulawesi Utara),
Halmahera Selatan (Maluku Utara) dan Seruyan (Kalimantan Tengah) serta Seram
Barat (Maluku).
Sesuai roadmap BBM Satu Harga, Pemerintah menargetkan pengoperasian 150
lembaga penyalur hingga 2019, masing-masing 54 titik pada 2017, 50 titik 2018,
dan 46 titik pada tahun 2019. (Ditjen Migas)
No comments:
Post a Comment