Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar, pada Dialog Kinerja Eksplorasi Migas, Jumat (29/9) lalu. Foto: Humas Kem.ESDM) |
JAKARTA - Realisasi pengeboran sumur minyak dan gas bumi (migas) untuk
eksplorasi meningkat di tahun 2017 apabila dibandingkan dengan kegiatan yang
sama di tahun 2016. Hingga saat ini, pengeboran sudah dilakukan di 40 sumur,
lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 34 sumur. Hingga akhir tahun,
aktifitas pengeboran pun diharapkan masih dapat meningkat.
Demikian ditegaskan Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya
Mineral Arcandra Tahar, pada Dialog Kinerja Eksplorasi Migas, Jumat (29/9)
lalu.
Wamen Arcandra berharap kegiatan eksplorasi hingga akhir tahun ini
dapat terlaksana sesuai harapan. "Kita masih punya waktu 3 bulan lagi,
kalau ada hal-hal yang kita bisa kejar, sehingga kegiatan eksplorasi ini bisa
sesuai yang kita harapkan," tuturnya.
Dalam dialog tersebut, Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon
Suardin memaparkan kinerja eksplorasi migas 10 tahun terakhir.
"Untuk realisasi 2017, kami baru selesai melakukan revisi WP&B
2017 dan akan memulai WP&B 2018. Ini yang terlihat realisasinya adalah
sekitar 22% untuk survei seismik, untuk survei nonseismik sekitar 70%, dan
untuk pengeboran eksplorasi sekitar 29% (dari WP&B 2017 sebanyak 138
sumur). Namun kegiatan eksplorasi pengeboran sumur tahun 2017 ini, lebih baik
dibanding tahun 2016," papar Jaffee.
Selain jumlah pengeboran sumur eksplorasi, jumlah investasi blok
eksplorasi, berdasarkan data WP&B revisi, hingga kuartal kedua 2017
tercatat Rp 11,6 triliun. Jumlah tersebut lebih besar daripada realisasi 2016
yang hanya senilai Rp 4,2 triliun.
Dalam pertemuan tersebut mengemuka tiga usulan untuk meningkatkan
eksplorasi migas di masa mendatang. Usulan pertama adalah pembebasan lahan
dilakukan Pemerintah dengan biaya dari KKKS, yang kedua penyewaan lahan (bukan
pembelian), dan yang terakhir yakni keterbukaan data migas. (Kementerian ESDM)
No comments:
Post a Comment