BJ Habibie |
JAKARTA (republika.co.id) -- Pakar dirgantara Indonesia yang juga
mantan presiden, BJ Habibie, meyakini pesawat Malaysia Airlines MH-370 meledak
di udara di atas ketinggian 10 kilometer. "Saya yakin bahwa pesawat yang
dicari itu tidak akan ditemukan, karena pesawat terbang itu meledak
berkeping-keping di atas ketinggian 10 kilometer," kata BJ Habibie di Jakarta,
Kamis.
Dia memprediksi ledakan itu disebabkan kebocoran tanki bahan bakar yang
ada di sayap pesawat. Namun, tambah dia, penyebab utama ledakan dapat diketahui
dari kotam hitam (black box) pesawat tersebut. "Saya tidak bisa katakan
apakah disebabkan dari sayap atau mesin pesawat karena kasihan pada pihak yang
membuat komponen tersebut," ujarnya.
Habibie memperkirakan pilot tidak sempat menyampaikan terjadinya
ketidakberesan dalam pesawat tersebut karena dalam waktu singkat harus mencari
lapangan terdekat untuk mendaratkan pesawat. "Namun, dia (pilot) baru
melihat deteksi pada monitor lalu meledak. Mungkin karena itu, pilot tidak
sempat mengontak dan tidak sempat melaporkan kondisi 'SOS'," ujarnya.
Habibie menilai kalau spekulasi pesawat berubah arah kemungkinan besar
pilot melihat pada "board glass" ada informasi mengenai sesuatu yang
tidak beres di pesawat. Namun, kata dia, apa yang sebenarnya terjadi pada
pesawat tersebut bisa diketahui dari kotak hitam, sehingga harus ditemukan
terlebih dahulu.
Menurut Habibie, apabila analisisnya benar, yaitu meledak di udara maka
keping pesawat akan terlempar ke berbagai arah. "Apabila pesawat itu
meledak di ketinggian 10 kilometer maka berkeping-keping dan terlempar tidak
satu arah," katanya.
Pesawat Malaysia Airlines pada Sabtu (8/3) dikabarkan menghilang saat
terbang dari Malaysia menuju Beijing, China. Dalam perkembangannya banyak
spekulasi yang bermunculan. Pemerintah Malaysia dalam perkembangannya meyakini
pesawat tersebut dibajak dengan mempertimbangkan beberapa indikator.
Pemerintah Malaysia menilai ada tindakan sengaja dalam pesawat itu
mematikan transponder. Ada dua kemungkinan pesawat itu mengakhiri
penerbangannya, pertama di koridor utara, yaitu di wilayah Kazakhstan dan
Turkmenistan. Kedua kemungkinan di koridor selatan yaitu sekitar perairan
Samudra Hindia dan Indonesia.
Sejauh ini sudah ada 14 negara yang ikut terlibat dalam pencarian
pesawat tersebut. Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro pada Rabu
(19/3) menegaskan radar militer Indonesia yang ditempatkan di Sabang, NAD,
tidak mendeteksi ada pesawat MH-370 yang melintasi wilayah Indonesia.
Malaysia Airlines |
Butuh 48 Jam untuk Pastikan
Puing Diduga MH370
Pencarian reruntuhan pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samdura Hindia
masih terus berlangsung di tengah terbatasnya pandangan.
Mantan pejabat penerbangan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan
dibutuhkan waktu hingga 48 jam untuk menentukan apakah dua objek itu bagian
dari pesawat MH370 atau bukan.
"Jika mereka memiliki indikasi kuat bahwa reruntuhan itu milik
pesawat MH370, hal pertama yang akan mereka lakukan adalah menjatuhkan
pengapung sonar di bawah laut," kata Michael Daniel, pensiunan federasi
penerbangan AS seperti dikutip The Straits Times, Kamis (20/3).
Jika kotak hitam ada di sana, kata Michael, pelampung itu bisa
menangkap sinyal hingga 48 jam sejak dijatuhkan. Namun, semua itu tergantung
pada dekat atau jauhnya kapal dan sisa-sisa reruntuhan yang ada.
Australia menyatakan telah menemukan dua objek yang kemungkinan besar
terkait dengan pesawat MH370. Ini menjadi hari ke-12 sejak pesawat tujuan Kuala
Lumpur-Beijing itu dinyatakan hilang kontak.
No comments:
Post a Comment