Friday, 21 March 2014

Habibie Yakin Pesawat MH370 Meledak di Udara


                           BJ Habibie 

JAKARTA (republika.co.id) -- Pakar dirgantara Indonesia yang juga mantan presiden, BJ Habibie, meyakini pesawat Malaysia Airlines MH-370 meledak di udara di atas ketinggian 10 kilometer. "Saya yakin bahwa pesawat yang dicari itu tidak akan ditemukan, karena pesawat terbang itu meledak berkeping-keping di atas ketinggian 10 kilometer," kata BJ Habibie di Jakarta, Kamis.

Dia memprediksi ledakan itu disebabkan kebocoran tanki bahan bakar yang ada di sayap pesawat. Namun, tambah dia, penyebab utama ledakan dapat diketahui dari kotam hitam (black box) pesawat tersebut. "Saya tidak bisa katakan apakah disebabkan dari sayap atau mesin pesawat karena kasihan pada pihak yang membuat komponen tersebut," ujarnya.

Habibie memperkirakan pilot tidak sempat menyampaikan terjadinya ketidakberesan dalam pesawat tersebut karena dalam waktu singkat harus mencari lapangan terdekat untuk mendaratkan pesawat. "Namun, dia (pilot) baru melihat deteksi pada monitor lalu meledak. Mungkin karena itu, pilot tidak sempat mengontak dan tidak sempat melaporkan kondisi 'SOS'," ujarnya.

Habibie menilai kalau spekulasi pesawat berubah arah kemungkinan besar pilot melihat pada "board glass" ada informasi mengenai sesuatu yang tidak beres di pesawat. Namun, kata dia, apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat tersebut bisa diketahui dari kotak hitam, sehingga harus ditemukan terlebih dahulu.

Menurut Habibie, apabila analisisnya benar, yaitu meledak di udara maka keping pesawat akan terlempar ke berbagai arah. "Apabila pesawat itu meledak di ketinggian 10 kilometer maka berkeping-keping dan terlempar tidak satu arah," katanya.

Pesawat Malaysia Airlines pada Sabtu (8/3) dikabarkan menghilang saat terbang dari Malaysia menuju Beijing, China. Dalam perkembangannya banyak spekulasi yang bermunculan. Pemerintah Malaysia dalam perkembangannya meyakini pesawat tersebut dibajak dengan mempertimbangkan beberapa indikator.

Pemerintah Malaysia menilai ada tindakan sengaja dalam pesawat itu mematikan transponder. Ada dua kemungkinan pesawat itu mengakhiri penerbangannya, pertama di koridor utara, yaitu di wilayah Kazakhstan dan Turkmenistan. Kedua kemungkinan di koridor selatan yaitu sekitar perairan Samudra Hindia dan Indonesia.

Sejauh ini sudah ada 14 negara yang ikut terlibat dalam pencarian pesawat tersebut. Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro pada Rabu (19/3) menegaskan radar militer Indonesia yang ditempatkan di Sabang, NAD, tidak mendeteksi ada pesawat MH-370 yang melintasi wilayah Indonesia.

Malaysia Airlines
Butuh 48 Jam untuk Pastikan Puing Diduga MH370

Pencarian reruntuhan pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samdura Hindia masih terus berlangsung di tengah terbatasnya pandangan.

Mantan pejabat penerbangan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan dibutuhkan waktu hingga 48 jam untuk menentukan apakah dua objek itu bagian dari pesawat MH370 atau bukan.

"Jika mereka memiliki indikasi kuat bahwa reruntuhan itu milik pesawat MH370, hal pertama yang akan mereka lakukan adalah menjatuhkan pengapung sonar di bawah laut," kata Michael Daniel, pensiunan federasi penerbangan AS seperti dikutip The Straits Times, Kamis (20/3).

Jika kotak hitam ada di sana, kata Michael, pelampung itu bisa menangkap sinyal hingga 48 jam sejak dijatuhkan. Namun, semua itu tergantung pada dekat atau jauhnya kapal dan sisa-sisa reruntuhan yang ada.

Australia menyatakan telah menemukan dua objek yang kemungkinan besar terkait dengan pesawat MH370. Ini menjadi hari ke-12 sejak pesawat tujuan Kuala Lumpur-Beijing itu dinyatakan hilang kontak.



No comments:

Post a Comment