Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo saat memberikan sambutan di acara Soft Launching Pembangunan 5 Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan di Batam, Sabtu (1/3/2014) Foto ESDM. |
BATAM – PLN Batam sudah meninggalkan sepenuhnya pembangkit listrik
berbahan bakar solar (PLTD), 70% pembangkit listrik PLN yang beroperasi di
Batam saat ini menggunakan gas bumi sedangkan sisanya 30% menggunakan batu
bara. PLN Batam berupaya tidak menggunakan pembangkit yang harga bahan bakarnya
tinggi seperti BBM, sehingga tarif listrik yang dibebankan kepada konsumen
tidak perlu lagi diberikan subsidi oleh pemerintah.
“ Rasio elektrifikasi di Kepulauan Riau harus ditingkatkan, caranya
dengan mensuplai pulau-pulau kecil dengan gas
engine, memakai PLTG, PLTD-nya dimatikan, jadi pembangkit tenaga diesel
diusahakan diganti tahun ini atau tahun
depan maksimum, tolong kasian ama Negara,” ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral, Susilo Siswoutomo saat memberikan sambutan di acara Soft Launching Pembangunan 5 Proyek
Infrastruktur Ketenagalistrikan di Batam, Sabtu (1/3/2014).
Tarif tenaga listrik PLN Batam sudah tidak disubsidi oleh pemerintah,
sehingga perlu diapresiasi tinggi. Tarif tenaga listrik pelanggan PLN Batam
ditetapkan oleh Walikota Batam dengan persetujuan DPRD. “ PLN Batam dapat
menjadi model untuk wilayah lain-lainnya, dimana listrik disini sudah tidak
disubsidi lagi, ibarat anak bayi sudah disapi, sudah tidak menyusu lagi kepada
induknya, tetapi betul-betul harus tumbuh besar secara keekonomian ,” ujar Susilo
lagi.
Susilo meminta kepada Direktur Utama PT PLN (Persero) untuk menerapkan
sistem PLN di Batam dapat diterapkan di wilayah-wilayah Indonesia lainnya
misalnya di Bali. “ Saya minta Pak Nur (Dirut PT PLN) tolong di Bali dibikin
seperti di Batam, jadi ada PLN Bali, sehingga harga di sana tidak disubsidi,
PLTD yang yang minum solar secara boros dapat diganti dengan pembangkit listrik
berbahan bakar gas,” imbuh Susilo.
“Bikin fasilitas di sana (Bali) seperti di Batam, nanti gasnya
dipindahkan ke Lombok, tidak usah melakukan kajian-kajian lagi, adopsi saja
yang ada seperti di Batam, jadi cepat,” imbuhnya lagi.
Pertumbuhan kebutuhan listrik di Pulau Batam mencapai 13%, melebihi
rata-rata nasional yang hanya sekitar 8%. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
akan mensupport untuk masalah kelistrikan karena tanpa listrik menurut Gubernur
Provinsi Kepulauan Riau, Muhammad Sani, tidak dapat berbuat apa-apa,
kesejahteraan, fasilitas pendidikan dan kesehatan tidak dapat dilakukan dengan
maksimal. “ Listrik menjadi perhatian utama kita bersama,” ujar Sani.
Sumber: Website Kementerian ESDM
No comments:
Post a Comment