Thursday 30 April 2015

Siklon Tropis Quang berada di atas perairan Barat Australia


Siklon Tropis Quang 1.106,45 km di selatan-Tenggara Jakarta. Foto THNews/Google Earth

MEDAN, Menurut hasil pemantauan Telukharunews.com dengan mempergunakan fasilitas Google Earth pada Rabu, 29 April 2015 pukul 22:39:20 WIB dapat diketahui bahwa posisi Siklon Tropis Quang berada di koordinat 15°57'36.03"Lintang Selatan dan 109° 8'38.58"Bujur Timur berjarak sekitar 1.106,43 km (167,57 derajat) sebelah selatan-Tenggara dari Jakarta.

Sementara menurut data yang dikutip dari NOAA National Hurricane Center, Amerika Serikat menyebutkan kondisi Siklon Tropis Quang pada Rabu, 29 April 2015 pukul 20:00 bergerak menuju selatan-Barat Daya (194 derajat) dan memiliki kemasan maksimum angin berkelanjutan 60 knot (69,05 mil per jam). (fi)

Tuesday 21 April 2015

Gempabumi 6,4 Mw 66 km sebelah Tenggara dari Su’ao-Taiwan


Gambar THNews/Google Earth

JAKARTA, Telukharunews.com - Menurut data yang dikutip dari USGS National Earthquake Information Center, PDE (US) menyebutkan telah terjadi gempabumi berkekuatan magnitude 6,4 Mw (SR) berlokasi di koordinat 24.194°Lintang Utara dan 122.327° Bujur Timur yang terjadi pada Senin, 20 April 2015 pukul 08:42:58 WIB. Pusat gempa berada dikedalaman 29 km di dasar laut perairan Kepulauan Ryukyu bagian Selatan.

Lokasi gempa berjarak 66 km sebelah Tenggara dari Kota Su'ao atau 77 km seelah timur-Timur Laut dari Hualian, 85 km sebelah Tenggara dari  Yilan, 119 km sebelah selatan-Tenggara dari Keelung, Taiwan dan 862 km timur-Timur Laut dari Kota Hong Kong.
Gambar peta : USGS
Gempabumi ini dirasakan IV MMI masing-masing di sekitar Yilan, Taipe, Hualian, Bangqiao, Yonakuni, Taoyuan City, Hsinchu dan Taichung. Sedangkan MMI III masing-masing di Kaohsiung, Keelung dan Tainan. Tidak berpotensi Tsunami. (fi)

Sunday 19 April 2015

Peringatan Dini Cuaca Ekstrim Tanggal 19 sampai 21 April 2015



JAKARTA, Telukharunews.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta melalui situs meteo.bmkg.go.id Sabtu,18 April 2015 pukul 20:04 WIB telah melakukan pemutakhiran data mengenai Peringatan Dini Cuaca Ekstrim terkait adanya sirkulasi siklonik di wilayah Samudera Hindia sebelah Barat Daya Lampung. Perlambatan kecepatan angin/konvergensi memanjang dari Perairan Selatan Jawa Tengah hingga Laut Jawa bag Barat dan dari Maluku Utara hingga Maluku bag Tengah. Pertemuan angin terjadi di sepanjang Kalimantan bagian Utara. Kelembaban udara cukup tinggi di sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Kondisi tersebut mendukung pertumbuhan awan-awan hujan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.

Akibat adanya kondisi seperti tersebut di atas akan menyebabkan beberapa wilayah di Indonesia berpotensi Hujan Lebat pada tanggal 19 sampai 21 April 2015 yaitu masing-masing adalah :

  1. Aceh bagian Barat
  2. Sumatera Utara bagian Barat
  3. Nusa Tenggara Barat
  4. Nusa Tenggara Timur
  5. Kalimantan Tengah bagian Utara dan Selatan
  6. Kalimantan Utara
  7. Sulawesi Tengah bagian Selatan
  8. Sulawesi Selatan bagian Utara
  9. Sulawesi Tenggara
  10. Papua bagian Tengah dan Selatan

Prakiraan Hujan di Jabodetabek
Tanggal 20 – 23 April 2015

JAKARTA : Umumnya berawan, berpotensi hujan ringan – sedang di Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Utara pada siang/sore hari.
BOGOR : Umumnya berawan, berpotensi hujan ringan - sedang pada siang/sore hari.
TANGERANG : Umumnya berawan, berpotensi hujan ringan - sedang pada siang/sore.
BEKASI : Umumnya berawan, berpotensi hujan ringan - sedang pada siang/sore.
DEPOK : Umumnya berawan, berpotensi hujan ringan - sedang pada siang/sore.

Sumber : Meteo BMKG

Saturday 18 April 2015

Menteri ESDM : Impor BBM Kok Masih Merasa Kaya Migas




JAKARTA – Sejak tahun 2008 Indonesia resmi menjadi net importir akibat tingginya konsumsi yang tidak dibarengi dengan produksi yang ada. Indonesia akan terus menjadi net importir jika tidak dilakukan langkah-langkah untuk mendapatkan cadangan minyak baru. Enampuluh persen kebutuhan BBM nasional masih impor dan semakin besar impor maka akan semakin besar ketergantungan Indonesia terhadap harga BBM dunia.

“Kita ini sejak tahun 2008 sudah menjadi net importir dan merasa kaya akan migas. Setiap kita mau bicara BBM, pasti kita bicara, kita ini negara kaya kenapa kita impor BBM kenapa kita naikkan harga. Itu salah polah pikir,” ujar Sudirman Said saat diskusi mengenai diversifikasi energi di Jakarta kemarin (14/4/2015).

Konsumsi BBM yang terus meningkat dan akan terus meningkat sehingga semakin lama, maka impor BBM akan semakin besar. “Sejak 2008 kita menjadi net importir dan akan terus menjadi net importir kalau kita engga berbuat apa-apa, 10 tahun lagi 80% dari BBM kita itu didapat dari impor,” lanjut Sudirman.

Pola pikir Indonesia kaya akan migas itu merupakan bagian dari paradok pengelolaan energi, paradok selanjutnya dijelaskan Sudirman adalah, Kita ini impor tidak punya infrastruktur cukup kemudian tidak pernah serius membangun infrastruktur dan paradok ketiga adalah, cadangan migas kita itu turun terus, produksi kita tidak naik-naik tetapi tidak ada dorongan kuat untuk bagaimana mendorong eksplorasi.

Cadangan minyak bumi Indonesia tahun 2014, terbukti sebesar 3.692,50 mmstb, potensial 3.857,31 mmstb sehingga total cadangan sebesar 7.549,81 mmstb. Besar cadangan tersebut diperkirakan akan habis dalam waktu beberapa belas tahun dengan asumsi tingkat produksi saat ini.

Menteri ESDM juga menjelaskan bahwa dalam pengelolaan sumber energi di Indonesia pada saat ini terdapat 4 (empat) paradoks, yang terdiri atas :

  1. Indonesia sudah melakukan impor minyak selama bertahun-tahun, namun masih memiliki perasaan bahwa kita kaya akan sumber daya migas. Hingga saat ini masih banyak opinion leader yang berpendapat bahwa kita masih kaya akan migas.
  2. Kita melakukan pemborosan dalam penggunaan BBM impor, dimana kita tidak memiliki kesadaran untuk mengelola energi dengan hemat. Selama puluhan tahun, ratusan triliun rupiah telah dihabiskan untuk subsidi, sementara subsidi itu tidak tepat sasaran dalam penggunaannya.
  3. Indonesia memiliki banyak sumber daya energi terbarukan, namun tidak serius dalam     pengembangannya dan hanya membatasi pada sumber energi fosil dengan cadangan yang semakin terbatas.
  4. Indonesia tidak pernah secara sungguh menyiapkan diri untuk mengelola energi yang bersifat sustainable.

Sebagai akibat dari 4 aspek tersebut, situasi energi kita pada saat ini cukup mencemaskan. Salah satu contoh yang dapat diambil adalah dari sektor kelistrikan, pada saat ini hanya 50% yang dalam status normal. Oleh karena itu pemerintah beserta seluruh komponen akan senantiasa bekerja untuk memperbaiki secara fundamental iklim investasi serta kebijakan untuk lebih memfokuskan pada hal yang bersifat jangka panjang. (fi)

Sumber : Kementerian ESDM